Selasa, 30/04/2024 - 21:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Murid TK Hingga SMA Dinilai Perlu Dapat Kurikulum Penanganan Bencana

ADVERTISEMENTS

Siswa mengikuti simulasi rutin kebencanaan (ilustrasi). Indonesia dinilai memerlukan integrasi kurikulum bencana.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Sekretaris Satuan Tugas (Satgas) Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dimas Dwi Saputro menegaskan Indonesia memerlukan integrasi kurikulum bencana. Kurikulum tersebut dinilai diperlukan dalam pendidikan mulai dari tingkat taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah atas (SMA).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Pendidikan di Indonesia harus mempunyai kurikulum penanganan bencana dan cara berlindung dari bencana gempa bumi,” kata dia dalam diskusi daring bertajuk “Antisipasi Permasalahan Kesehatan Anak Pada Situasi Gempa Bumi” di Jakarta, Selasa (12/12/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Di tingkat pendidikan TK, ia optimistis bahwa mengajarkan konsep bermain sambil berlindung dapat dilakukan dengan mudah. “Statistik mengatakan gempa itu paling lama tujuh sampai 10 menit tidak lebih daripada itu, tapi rata-rata gempa itu berkisar satu sampai tiga menit,” kata dia.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Tips Saat Gempa Terjadi, Lakukan Langkah Ini untuk Lindungi Diri

Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa dengan melatih anak-anak untuk berlindung di bawah meja yang kokoh dapat menjadi cara efektif untuk meningkatkan kesiapsiagaan mereka terkait dengan bencana berupa gempa bumi. “Hal seperti itu dapat memberikan dasar penting bagi anak-anak untuk memahami prinsip keselamatan dalam menghadapi bencana, seperti gempa. Jadi kita doktrin anak kita kalau ada gempa jangan panik lindungi kepala dan tetap waspada,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Gempa Garut Terasa Hingga Sleman, BMKG Sebut Pemicunya

Dimas mengatakan penerapan pendekatan mitigasi bencana gempa bumi dapat berbeda-beda sesuai dengan usia anak-anak. “Jadi untuk anak-anak beda-beda usia beda-beda pula cara pendekatannya dengan usia remaja,” kata dia.

Dia mengemukakan tentang perlunya memahami tahap perkembangan anak agar strategi mitigasi dapat disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan setiap kelompok usia. Selain itu, kata dia, hal tersebut dapat menciptakan pendekatan yang lebih efektif dan relevan dalam melibatkan anak-anak sebagai upaya pencegahan dan respons terhadap bencana gempa.

“Untuk anak-anak yang lebih besar, penting juga mereka diajarkan bagaimana membantu adik-adik mereka dalam mempersiapkan perlengkapan pribadi saat menghadapi gempa,” kata Dimas.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi