Minggu, 05/05/2024 - 06:11 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Gejala Diabetes tidak Selalu Khas, Kenali Tandanya pada Pria dan Wanita

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Masyarakat perlu mewaspadai gejala khas dan tidak khas yang ditimbulkan akibat penyakit diabetes. Apa saja yang akan terasa?

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Gejala khas atau klasik yang perlu dikenali itu biasanya berat badan menurun tanpa penyebab jelas meski makannya tetap bagus atau teratur, tetapi berat badan menurun dan banyak kencing di malam hari dan sering haus karena cairan dalam tubuh keluar lebih banyak,” kata Prof. Dr. dr. Dyah Purnamasari dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (10/1/2024).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Namun, Prof Dyah menyebutkan bahwa gejala tersebut hanya dialami oleh 20 persen pengidap diabetes atau sekitar satu dari lima pasien. Sementara itu, sekitar empat dari lima pasien tidak ada keluhan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Vape Berpotensi Tingkatkan Risiko Gagal Jantung

“Lebih banyak pasien yang tidak ada keluhan, jadi meski gula darahnya sudah ada di angka 300-400, itu tidak tahu kalau ada gejala diabetes,” ujar dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta itu.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 

Secara umum, lanjut Prof Dyah, kadar gula darah (glukosa) yang dianggap normal ada beberapa jenis, yakni glukosa saat puasa, glukosa pascamakan atau acak, kemudian parameter HbA1c, atau hemoglobin yang terglikolilasi oleh gula darah dalam tubuh.

 

“Glukosa darah puasa normalnya kurang dari 100, kalau glukosa sesudah makan, normalnya di bawah 200, nah yang disebut diabetes apabila gula darah puasa lebih atau sama dengan 126,” ucapnya.

Andaikan kadar gula darah berada di tengah rentang tersebut, masyarakat mesti hati-hati. Misalnya, antara 101-126 sebaiknya sering periksa karena bisa jadi kemungkinan pradiabetes. Kemudian, untuk gula darah pascamakan, apabila di atas 200 dan sudah dilakukan dua kali pemeriksaan, artinya sudah diabetes.

Berita Lainnya:
Mitoni, Wujud Kearifan Lokal untuk Perangi Stunting

 

“Kadang-kadang, pasien itu tidak percaya, mereka jalan-jalan lalu misalnya tiba-tiba ada pemeriksaan gratis glukometer, keluar hasil 250, dianggapnya biasa saja karena habis makan roti. Hati-hati, karena kalau normal, meskipun habis makan roti, kadar glukosanya tetap tidak boleh di atas 200. Sering kali masyarakat masih denial,” tuturnya.

Prof Dyah berpesan agar masyarakat tidak takut didiagnosis diabetes. Sebab, pengidap diabetes bisa hidup normal sama seperti orang yang bukan diabetes selama terkontrol dengan baik.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi