Senin, 17/06/2024 - 04:28 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Gibran Rakabuming Raka Bertanya Greenflation, tapi Tidak Paham Artinya

Debat keempat capres-cawapres, atau debat kedua cawapres (21/1). Pada sesi tanya jawab antar peserta debat, Gibran bertanya kepada Mahfud, “Bagaimana cara mengatasi “greenfesyen?” Pertanyaannya singkat, tanpa penjelasan lebih lanjut.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Raya Idul Adha 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Gibran berpendapat tidak perlu menjelaskan apa yang dimaksud dengan ‘greenfesyen’, karena Mahfud seorang profesor.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Dilantiknya Daddi Peryoga sebagai Kepala OJK Provinsi Aceh

Tentu saja, pendapat seperti itu sangat picik, menunjukkan bahwa dia tidak mengerti apa arti profesor. Mungkin dia kira profesor adalah maha tahu, seperti dewa.

ADVERTISEMENTS
Menuju Haji Mabrur dengan Tabungan Sahara Bank Aceh Syariah

Padahal moderator sebelumnya sudah mengingatkan tata cara debat. Singkatan atau terminologi, wajib dijelaskan agar pertanyaan menjadi jelas dan dimengerti oleh pihak lainnya.

ADVERTISEMENTS
ActionLink Hadir Lebih dekat dengan Anda

Tetapi, aturan debat tersebut sengaja dilanggar. Tidak salah, Cak Imin mengatakan Gibran berdebat tanpa etika.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh

Kembali ke ‘greenfesyen’. Ternyata maksud Gibran adalah greenflation. Memang pengucapan Gibran kurang jelas. Terdengar seperti ‘greenfesyen’.

ADVERTISEMENTS
Selamat Menunaikan Ibadah Haji bagi Para Calon Jamaah Haji Provinsi Aceh

Karena itu, terminologi wajib dijelaskan agar yang ditanya mengerti, bahwa yang dimaksud adalah green inflation. Tidak perlu mengajukan pertanyaan tanpa etika.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

Setiap pertanyaan yang baik, harus didahului dengan penjelasan dan latar belakang dari pertanyaan tersebut. Gibran seharusnya menjelaskan terlebih dahulu, apa yang dimaksud greenflation, dan kenapa terjadi, greenflation. Setelah itu, baru bertanya, bagaimana cara mengatasinya.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2024
Berita Lainnya:
BMKG Tambah Sensor Gempa Tingkatkan Peringatan Dini Bencana di Indonesia

Bukan ujuk-ujuk bertanya singkat: bagaimana cara mengatasi ‘greenfesyen’. Dalam konteks apa pun, pertanyaan singkat seperti ini tidak memenuhi kualifikasi sebagai pertanyaan yang baik secara akademik. Juga tidak cukup hanya menjelaskan arti terjemahannya saja: greenflation adalah inflasi hijau.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat dan Sukses kepada Pemerintah Aceh atas Capai WTP BPK

Mahfud dengan sabar dan serius kemudian menjelaskan, greenflation terkait dengan greenflation, atau ekonomi hijau, atau ekonomi sirkuler yang berbiaya tinggi sehingga menyebabkan inflasi. Cara mengatasinya, fokus pada kebijakan (untuk mengatasi permasalahan biaya tinggi tersebut).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Gibran, dengan cara yang tidak elegan, tidak pantas, terkesan “kampungan”, mencoba membantah jawaban Mahfud.

ADVERTISEMENTS
Bayar Jalan tol dengan Pencard

Tetapi, sekali lagi, Gibran tidak menjelaskan sama sekali apa greenflation, dan bagaimana cara mengatasi greenflation.

Gibran hanya memberi contoh demo rompi kuning (yellow vests protest movement) di Prancis (yang dimulai sejak Oktober 2018).

“Bahaya sekali, sudah memakan korban. Ini harus kita antisipasi agar jangan sampai terjadi di Indonesia.”

“Negara maju saja masih banyak tantangan. Intinya, transisi menuju energi hijau harus dilakukan super hati-hati. Jangan sampai R&D dan proses transisi yang mahal ini dibebankan kepada masyarakat.”

Penjelasan Gibran ini cukup ngawur.

Pertama, penyebab utama protes atau demo jaket kuning 2018 tidak ada hubungannya dengan green energy atau green inflation. Tetapi lebih disebabkan karena kenaikan harga minyak mentah dunia, kenaikan harga BBM, kenaikan pajak BBM fosil (green tax), pengetatan anggaran pemerintah, penghapusan pajak kekayaan, konflik antar kelas, dan protes melawan neoliberalisme.

Berita Lainnya:
Mengerikan, Rekaman CCTV Diduga Momen Detik-detik Vina Dibunuh, Ahli Digital Forensik Heran

Kenaikan harga BBM, ditambah kenaikan pajak BBM, membuat ekonomi kelompok masyarakat bawah bertambah susah. Porsi pengeluaran untuk BBM mencapai lebih dari 15 persen dari total pengeluaran.

Maka itu terjadi protes. Masyarakat menuntut kenaikan upah minimum, penghapusan pajak BBM, dan moratorium kenaikan harga BBM.

Artinya, demo rompi kuning bukan dipicu oleh, dan tidak ada hubungannya dengan, green inflation (greenflation), melainkan karena kebijakan ekonomi dan pajak yang memberatkan masyarakat kelompok bawah.

Dengan kata lain, demo yellow vests adalah demo melawan ketidakadilan ekonomi.

Oleh karena itu, penjelasan Gibran tentang demo rompi kuning akibat green inflation bukan saja super ngawur, tetapi juga membodohi publik se Indonesia.

Demo rompi kuning yang berawal dari Prancis, kemudian meluas ke seluruh dunia, dilakukan secara bergelombang, dan berlangsung lebih dari 5 tahun.

Kenapa protes tersebut bisa bertahan begitu lama? Karena protes rompi kuning pada intinya dapat dilihat sebagai sebuah pertempuran, yaitu antara environmentalists melawan industrialists.

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا الكهف [104] Listen
[They are] those whose effort is lost in worldly life, while they think that they are doing well in work." Al-Kahf ( The Cave ) [104] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi