Sabtu, 04/05/2024 - 04:23 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Anak Jadi Pelaku Perundungan, Orang Tua Harus Bagaimana?

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Tidak ada orang tua yang ingin mendengar anaknya menjadi perundung. Sungguh menyakitkan membayangkan anak Anda menyakiti anak-anak lain. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Dilansir Child Mind Institute, Rabu (21/2/2024), penting untuk diingat bahwa anak-anak tidak melakukan perundungan karena mereka adalah “anak nakal”. Direktur Program Stres dan Ketahanan di Child Mind Institute Jamie Howard, PhD mengatakan anak-anak terlibat dalam segala jenis perilaku yang tidak mencerminkan siapa mereka sebagai pribadi. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Mereka masih mencari tahu. Mereka bisa menjadi anak-anak baik yang pernah melakukan beberapa kesalahan,” ujar Howard.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Ada banyak alasan mengapa seorang anak yang berperilaku baik mungkin saja tidak baik terhadap anak-anak lain. Selain itu, ada beberapa sikap terbaik yang bisa ditunjukkan orang tua apabila anaknya menjadi pelaku perundungan. Berikut ini penjelasannya:

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

1. Berkomunikasi

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Jika Anda mendengar dari guru atau orang tua lain bahwa anak Anda menjadi perundung, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah berbicara dengan anak Anda tentang situasi tersebut. Bersikaplah lugas mengenai masalahnya, namun jelaskan bahwa Anda terbuka untuk mendengarkan cerita dari sisi anak Anda. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Katakan sesuatu seperti: “Saya mendapat telepon dari sekolah hari ini, dan guru mengindikasikan bahwa kamu terlibat dalam penindasan. Ayah/ibu sangat prihatin dengan hal ini. Kita perlu membicarakannya. Tolong beri tahu saya apa yang terjadi,” ujarnya. 

Berita Lainnya:
Bukan Hanya Uang, Olahraga Juga Bisa Jadi Investasi Masa Depan

2. Mengatasi masalah

Setelah menyelidiki akar masalahnya, Anda dapat menyesuaikan respons terhadap tantangan spesifik yang dihadapi anak Anda dalam interaksi-interaksi sosial. Diskusikan skenario-skenario yang mungkin sulit mereka tangani, dan bimbing mereka melalui respons yang tepat. 

Jika anak Anda dengan sengaja mengecualikan salah satu teman sekelasnya dari kegiatan sosial, beri tahu mereka: “Saat seseorang mengajak bermain, kamu harus mengatakan ya”.

“Miliki banyak solusi berbeda untuk berbagai masalah yang mungkin muncul, dan berikan contoh jelas tentang bagaimana Anda mengharapkan anak Anda merespons,” kata Howard. 

Menurut dia, anak-anak akan merespons lebih baik ketika diberi tahu apa yang harus dilakukan daripada apa yang tidak boleh dilakukan. Mendorong anak untuk mengambil sudut pandang orang yang dirundung dapat menjadi cara lain yang berguna untuk menghadapinya. 

3. Lihat ke dalam

Anak-anak yang terpapar interaksi agresif atau tidak baik di rumah kemungkinan besar akan mengulangi perilaku-perilaku tersebut di sekolah. Untuk itu, penting bagi orang tua untuk memikirkan bagaimana perilaku mereka dapat memengaruhi anak-anak.

“Contohnya cara mereka berbicara kepada anak-anak, cara mereka berbicara kepada pasangan, cara mereka menangani kemarahan, dan bersikap realistis mengenai apakah hal ini mungkin terjadi atau tidak. Itu telah dicontohkan untuk anak,” kata psikolog klinis, Kristin Carothers.

Berita Lainnya:
Apakah Kidsfluencer Bentuk Eksploitasi Anak? Ini Penjelasan Psikolog

4. Memberikan konsekuensi yang berarti 

Hukuman bagi perilaku intimidasi memang efektif, namun harus bermakna dan cakupannya terbatas. Dalam kasus pelanggaran yang sangat berat, cabut hak-hak istimewa tersebut pada masa mendatang, dan carilah bantuan terapis.

Namun untuk bentuk perundungan yang tidak terlalu akut, anak tersebut seharusnya bisa mendapatkan hak istimewa kembali dalam beberapa hari.  Dr Carothers mengatakan, jika Anda menghapus hak istimewa terlalu lama, hak istimewa tersebut mungkin kehilangan validitasnya. 

“Anak itu berkata ‘Oke, baiklah, saya tidak akan pernah bisa mendapatkannya kembali, jadi saya tidak akan mencobanya’. Anda ingin membuatnya sedemikian rupa sehingga jangka waktu terjadinya hukuman dan lamanya hukuman itu terjadi benar-benar seimbang untuk mendapatkan efek terbesar,” kata dia. 

5. Memperbaiki masalah

Setelah anak Anda mendapatkan kembali hak-hak istimewanya dan sudah tenang, jelaskan bahwa dia melakukan kesalahan yang perlu diperbaiki. Anak Anda mungkin memilih untuk meminta maaf secara langsung, melalui surat, melalui pesan teks, dan sebagainya, tetapi perbaikannya bisa dilakukan dalam berbagai bentuk. Anda dapat mendorong anak untuk membuat kue-kue untuk seluruh kelas, misalnya, atau bermain gim dengan teman yang sebelumnya tidak mereka sertakan. 

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi