Batas Maksimal untuk tidak Sikat Gigi adalah 24 Jam, Apa Risikonya Kalau Lewat dari Itu?

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

JAKARTA — Sikat gigi minimal dua kali sehari merupakan anjuran yang telah menyebar luas dan diketahui oleh banyak orang. Meski begitu, tak semua orang benar-benar menerapkan anjuran tersebut dalam keseharian.

ADVERTISEMENTS

Di Inggris, misalnya, survei dari TopRatedCasinos menemukan bahwa satu pertiga perempuan dan setengah laki-laki tidak menyikat gigi dua kali dalam sehari. Bahkan, sekitar tiga persen atau lebih dari 1,9 juta warga Inggris mengaku bisa tidak menyikat gigi sama sekali dalam sehari.

ADVERTISEMENTS

Melewatkan sikat gigi hingga seharian mungkin tak akan memberikan dampak yang signifikan dalam jangka pendek. Akan tetapi, ada beragam masalah yang bisa muncul bila kebiasaan ini berlangsung terus-menerus.

Menurut dokter gigi dan pendiri PARLA Toothpaste Tabs, Rhona Eskander, batas maksimal bagi seseorang untuk tidak menyikat gigi adalah 24 jam. Lebih dari itu, penumpukan plak pada gigi akan menjadi signifikan, sehingga risiko-risiko masalah gigi bisa ikut meningkat.

 

ADVERTISEMENTS

Dokter gigi Eskander mengatakan sikat gigi di pagi dan malam hari sama-sama penting untuk dilakukan. Akan tetapi, melewatkan sikat gigi di malam bisa membawa dampak yang lebih buruk dibandingkan melewatkan sikat gigi di pagi hari.

ADVERTISEMENTS

“Saat tidur, produksi liur menurun, memungkinkan bakteri untuk memperbanyak diri dengan lebih cepat,” tutur drg Eskander, seperti dilansir The Sun pada Senin (26/2/24).

Semakin jarang sikat gigi dilakukan, semakin berat pula konsekuensi yang harus ditanggung. Berikut ini adalah empat masalah yang bisa muncul bila seseorang sering tak menyikat gigi seharian.

ADVERTISEMENTS

1. Penumpukan Plak dalam Hitungan Jam

ADVERTISEMENTS

Beberapa jam setelah makan, plak akan mulai terbentuk pada gigi menurut drg Eskander. Bila dibiarkan selama satu hari atau lebih tanpa disikat, permukaan gigi akan mulai terasa sedikit kasar. Seiring waktu, karang gigi akan terbentuk dan tak bisa dihilangkan hanya dengan menyikat gigi.

Untuk menghindari ini, drg Eskander menganjurkan sikat gigi di pagi hari setelah sarapan dan di malam hari sebelum tidur. Dokter gigi Eskander turut menganjurkan flossing atau membersihkan sela gigi dengan benang gigi untuk memastikan tak ada sisa makanan yang tersisa, setidaknya satu kali sehari.

2. Bau Mulut

Bakteri di dalam mulut bisa menghasilkan bau ketika mereka memecah partikel makanan. Bau inilah yang bisa memunculkan masalah bau mulut pada orang yang sering melupakan sikat gigi.

Untuk mengecek bau mulut, drg Eskander merekomendasikan satu cara yang sederhana, yaitu tes jilat dan cium. Untuk melakukan tes ini, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menjilat bagian dalam pergelangan tangan lalu biarkan mengering selama beberapa detik. Setelah itu, coba endus aroma di area pergelangan tangan yang dijilat sebelumnya.

“Bila ada aroma tak sedap, Anda mungkin mempunyai bau mulut,” kata drg Eskander.

Cara lainnya adalah dengan menggunakan benang gigi atau dental floss pada bagian belakang gigi. Setelah itu, endus atau cium benang tersebut untuk mendeteksi keberadaan bau tak sedap.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version