Selasa, 07/05/2024 - 07:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

HIBURAN

Klasifikasi Film Mary Poppins 1964 Kini tak Lagi ‘Semua Umur’, Apa Sebab?

ADVERTISEMENTS

Mary Poppins Returns. FIlm Mary Poppins rilisan 1964 kini memiliki klasifikasi PG atau bimbingan orang tua.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Dewan Klasifikasi Film Inggris (BBFC) menaikkan peringkat bioskop untuk film Disney Mary Poppins 1964. Semula, ratingnya U (universal, cocok untuk semua umur) yang berarti film tersebut “tidak berisi materi yang mungkin menyinggung atau merugikan” dan kini menjadi PG (parental guide, bimbingan orang tua) karena dinilai mengandung “bahasa yang diskriminatif”.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Juru bicara BBFC mengatakan, film tersebut mencakup dua penggunaan istilah diskriminatif “hottentots“. Meskipun Mary Poppins memiliki konteks sejarah, penggunaan bahasa yang diskriminatif tidak dikutuk.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Bellingham Desak Tindakan Lebih Masif untuk Atasi Rasisme di Liga Spanyol
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Dan pada akhirnya melampaui pedoman kami untuk bahasa yang dapat diterima di AS,” ucap dia, dikutip dari Variety, Selasa (27/2/2024).

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Oleh karena itu, BBFC mengklasifikasikan film itu menjadi PG sebagai bahasa yang diskriminatif. Kata “hottentots” adalah istilah yang tidak sensitif terhadap ras untuk Khoekhoe, sebuah kelompok masyarakat adat di Afrika Selatan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Prilly Latuconsina dan Umay Shahab Produseri Film Horor Pertama Temurun

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Lebih lanjut, BBFC menjelaskan, kata tersebut digunakan dalam film oleh Laksamana Boom (Reginald Owen), termasuk ketika merujuk pada petugas penyapu cerobong asap yang wajahnya dipenuhi jelaga.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Kami memahami dari penelitian rasisme dan diskriminasi yang kami lakukan, dan penelitian pedoman klasifikasi baru-baru ini bahwa kekhawatiran utama bagi masyarakat, khususnya orang tua, adalah potensi mengekspos anak-anak pada bahasa atau perilaku diskriminatif yang mungkin mereka anggap menyusahkan atau diulangi tanpa menyadari potensi pelanggarannya,” kata dia.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi