Kamis, 02/05/2024 - 21:47 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Sering Minum Parasetamol? Waspadai Risiko Sesak Napas Hingga Kerusakan Ginjal

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang sangat populer untuk meredakan beragam keluhan, seperti demam hingga nyeri ringan. Meski bermanfaat, penggunaan parasetamol secara rutin dan berkepanjangan bisa memunculkan risiko bagi kesehatan.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Salah satu dokter di Inggris, dr Semiya Aziz, menyatakan penggunaan parasetamol dalam dosis kecil dan jangka pendek bukanlah masalah. Misalnya, parasetamol diminum sesekali untuk mengatasi demam atau sakit kepala.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Hanya saja, penggunaan parasetamol dalam jangka panjang kerap dikaitkan dengan beberapa risiko efek samping. Sebagian dari risiko efek samping tersebut adalah sesak napas, anemia, kerusakan hati, kerusakan ginjal, lelah, hingga kerusakan yang membuat bibir dan jari tampak biru.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Penggunaan parasetamol, lanjut dr Aziz, juga bisa memicu kenaikan tekanan darah. Efek kenaikan tekanan darah ini bisa terjadi bila seseorang menggunakan parasetamol secara rutin dalam jangka panjang.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Mengapa Nenek Lebih Sayang Cucu Dibandingkan Anaknya?

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Jadi beragam studi ini mengindikasikan bahwa, ya, Anda bisa menggunakan parasetamol dalam jangka pendek. Namun bila Anda ingin menggunakannya dalam jangka panjang, tanya dan diskusikan hal tersebut dengan dokter Anda,” ujar dr Aziz, seperti dilansir Express pada Selasa (27/2/2024).

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Dia mengatakan, kenaikan tekanan darah bukanlah kondisi yang dapat disepelekan. Alasannya,tekanan darah yang tinggi bisa ikut meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, serangan jantung, hingga strok.

Berapa dosis aman penggunaan parasetamol?

Parasetamol tersedia dalam empat bentuk yakni tablet, kapsul, sirup, dan bubuk menurut National Health Service. Parasetamol dalam bentuk tablet umumnya memiliki dosis 500 mg atau 1 gr, dalam kapsul 500 mg, dan dalam sirup bisa mengandung 120 mg, 250 mg, atau 500 mg dalam setiap 5 ml sirup. Sedangkan dalam bentuk bubuk, parasetamol bisa ditambahkan ke dalam air dan diminum.

Untuk orang dewasa, dosis parasetamol yang biasanya direkomendasikan adalah 500 mg atau 1 gr. Sedangkan untuk anak-anak, parasetamol sebaiknya diberikan dalam dosis yang direkomendasikan pada label atau kemasan.

Berita Lainnya:
Pakar Ginekologi: Perempuan Menopause Boleh Manfaatkan Minyak Zaitun untuk Organ Intim

Untuk keluhan nyeri yang singkat, seperti sakit kepala, parasetamol biasanya hanya perlu digunakan selama 1-2 hari saja. Sedangkan untuk pasien dengan masalah kesehatan yang memunculkan rasa sakit dalam jangka panjang, parasetamol bisa digunakan lebih lama.

“Aman menggunakan parasetamol secara rutin selama bertahun-tahun, selama Anda tak menggunakannya melebihi dosis yang direkomendasikan,” ungkap National Health Service melalui laman resminya.

Akan tetapi, National Health Service tidak merekomendasikan orang-orang untuk menggunakan parasetamol melebihi batas dosis yang dianjurkan. Dalam waktu 25 jam misalnya, seseorang tidak boleh mengonsumsi lebih dari delapan tablet parasetamol.

“Penggunaan parasetamol yang terlalu banyak bisa berbahaya dan Anda akan mungkin akan membutuhkan perawatan (bila menggunakannya secara berlebihan). Parasetamol yang berlebihan bisa merusak hati,” kata National Health Service.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi