Salah satu upaya yang dilakukannya adalah melakukan restrukturisasi dengan memangkas perusahaan BUMN dari 142 menjadi hany 107 perusahaan saja. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari Kepres Nomor 40/M Tahun 2020 tentang Pembentukan Tim Percepatan Restrukturisasi BUMN, yang bertujuan menyehatkan BUMN.
Erick Thohir lantas mencanangkan AKHLAK sebagai core value BUMN. Sebuah upaya yang dimaksudkan untuk melakukan transformasi human capital dan meningkatkan daya saing BUMN agar menjadi pemain global dan menjadikan BUMN sebagai pabrik talenta bukan pabrik wacana.
Khusus untuk bank-bank Himbara, Erick Thohir berupaya mendorong transformasi digital untuk menyederhanakan proses bisnis. Tranformasi ini menjadi kunci penting, menghadapi perubahan zaman yang cepat dan dinamis. Di era digital, adaptasi merupakan keharusan untuk bertahan dan berkembang.
Melesatnya laba bersih bank-bank Himbara menjadi bukti transformasi yang dijalankan para direksi dan komisaris berkontribusi besar dalam peningkatan kinerja. Transformasi, baik dari proses bisnis hingga digitalisasi membuat cara kerja perbankan BUMN menjadi lebih efisien.
Tranformasi bisnis adalah proses perubahan fundamental dalam sebuah perusahaan beroperasi, memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan kinerja dan relevansinya di pasar. Dalam konteks saat ini, digitalisasi menjadi pendorong utama dari transformasi bisnis.
Pemikir strategi dari UC Berkeley, David Teece mengatakan, sebuah perusahaan akan memperoleh keunggulan jika mereka menerapkan konsep ‘kemampuan dinamis’. Dimana perusahaan harus cukup stabil untuk terus memberikan nilai dengan cara mereka sendiri yang khas, serta cukup tangguh dan adaptif untuk berubah ketika keadaan menuntutnya.
Atas dasar ini, Erick Thohir cukup berhasil mendorong transformasi digital yang memungkinkan bank-bank Himbara menciptakan nilai baru, mengoptimalkan proses, dan meningkatkan keunggulan kompetitif.
Ini berangkat juga dari komitmen refocusing bisnis dengan mendorong segmentasi yang berbeda. Erick menaruh BRI sebagai bank rakyat yang fokus dalam pembiayaan UMKM dan masyarkat pedesaan. Sementara Bank Mandiri menggarap sektor korporasi dan UMKM yang ada di perkotaan.
Lalu ada BTN yang tetap pada core business di sektor perumahan. Sementara BNI menjadi bank internasional dengan segmentasi kepada para diaspora, pekerja migran, dan sektor ekspor. Erick Thohir juga meminta Bank Syariah Indonesia [BSI] menjadi rumah bagi pengembangan ekosistem industri halal Indonesia.
Transformasi bisnis yang didorong Erick Thohir jelas membawa efisiensi yang signifikan dalam operasional perusahaan. Dengan menerapkan teknologi, perusahaan dapat mengotomatisasi proses, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan produktivitas karyawan.
Data terbaru dari BPS menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan transformasi bisnis mampu menekan biaya operasional hingga 20%, memberikan ruang untuk investasi lebih lanjut dan meningkatkan keuntungan bersih.
Catatan kritisnya, Indonesia saat ini masih kalah jauh dari negara jiran Malaysia soal penyaluran pembiayaan kepada sektor usaha kecil dan menengah. Saat ini kita baru di angka 20 persen, sementara Malaysia setara dengan Korea Selatan, India dan Jepang di atas 60 persen.
Jika ingin BUMN, terutama bank-bank Himbara bisa menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi, maka mindset dan pendekatan penyaluran pembiayaan harus kita transformasi juga. Sambil tentu saja kita juga menyiapkan instrumen untuk mendorong kepatuhan dan meminimalisasi moral hazard.
Sumber: Republika