Gus Fahrur Geram Jemaah Masjid Aolia Sholat Ied Duluan: Jangan Alasan Sudah Ngomong ke Allah!

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Heboh adanya ratusan jemaah Masjid Aolia di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta yang sudah menggelar shalat Ied duluan pada Jumat, 5 Maret 2024 kemarin.

ADVERTISEMENTS

Diketahui bahwa para jemaah menggelar sholat Ied di rumah imam Jemaah masjid Aolia di Panggang III, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul.

ADVERTISEMENTS

Terdengar sudah gema takbir yang terus menerus berkumandang kemarin bagi para jemaah masjid Aolia.

Sholat Ied jemaah Masjid Aolia itu juga tampak dijaga oleh sejumlah organisasi kemasyarakatan, dan juga pihak TNI/Polri.

Imam Jemaah Masjid Aolia K H Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau Mbah Benu pemimpin langsung sholat Ied tersebut.

ADVERTISEMENTS

Akan tetapi fenomena cukup aneh itu baru saja dikecam oleh ketua PBNU, Gus Fahrur.

ADVERTISEMENTS

Gus Fahrur merasa seharusnya tidak ada lagi ajaran sholat Ied atau lebaran duluan seperti jemaah Masjid Aolia itu.

Justru dengan menggelar Sholat Ied duluan, Gus Fahrur menilai para jemaah hanya mempermainkan agama Islam saja.

ADVERTISEMENTS

Bagi Gus Fahrur fenomena seperti itu jelaslah sangat memprihatinkan dan kalau bisa jangan ada lagi kejadian setupa terulang di kemudian hari.

ADVERTISEMENTS

“Fenomena seperti itu harus bisa dicegah dan tidak boleh terulang kembali,” kata Gus Fahrur, dikutip dari keterangan resminya pada Sabtu 6 April 2024.

Diimbau oleh Gus Fahrur kepada seluruh tokoh agama bisa melakukan giat ibadah sesuai dengan aturan yang sah secara agama dan negara saja.

Gus Fahrur sangat kecewa ada fenomena seakan mempermainkan agama Islam seperti itu, terlebih dengan alasan sudah berkomunikasi dengan Allah SWT.

“Harapannya kepada semua umat Islam, khususnya tokoh agama bisa menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama Islam yang benar,” ungkap Gus Fahrur.

“Harus memakai ilmu dan akal sehatnya, tidak boleh mempermainkan ajaran agama Islam dan berdalih sudah ada komunikasi langsung dengan Gusti Allah SWT,” tambahnya.

GUS FAHRUR: AGAMA ISLAM HARUS JADI PEDOMAN DAN AJARAN UNTUK MASYARAKAT UMUM

Setiap individu tidak boleh mengklaim secara sembarangan aturan ibadah beragama Islam.

“Pernyataan semacam itu tidak sah dan tidak boleh dijadikan dasar ajaran agama,” tuturnya.

Gus Fahrur menjelaskan bahwa praktik ibadah dalam Islam harus sesuai dengan tuntunan syariat yang dipahami melalui ilmu pengetahuan standar dari ajaran agama Islam yang memiliki dalil-dalil yang jelas dan patokan yang tepat.

Menurutnya, semua praktik keagamaan harus didasari oleh ilmu pengetahuan, rasionalitas, dan dapat diuji keabsahannya oleh masyarakat umum.

Bahkan Gus Fahrur juga mengajak umat Muslim di Gunungkidul untuk mengikuti anjuran ulama yang benar.

“Kepada saudara-saudara kita, umat Muslim di Panggang, Gunung Kidul, diimbau untuk mengambil petunjuk agama Islam dari ulama yang benar dan mampu menjelaskan serta mempertanggungjawabkan pelajaran mereka dengan metode pemikiran yang sesuai dengan hukum syariat Islam yang sah, dan telah diterima secara luas oleh umat Islam di seluruh dunia,” ucap Gus Fahrur.

Dalam konteks ini, penting bagi umat Muslim untuk tidak menyatakan klaim yang tidak dapat dipertanggungjawabkan terkait dengan hubungan langsung dengan Tuhan.

Hal ini disebabkan oleh pentingnya mengedepankan kehati-hatian dan kerendahan hati ketika berbicara mengenai aspek-aspek keagamaan yang bersifat suci dan sakral.

Tindakan ini bertujuan untuk menjaga kesucian dan keberkahan ajaran agama secara keseluruhan. Masyarakat harus menghormati dan mengikuti panduan ulama yang memiliki pengetahuan yang cukup serta kemampuan untuk menjelaskan dengan baik prinsip-prinsip agama Islam.

Selain itu, Gus Fahrur juga menekankan pentingnya pembelajaran agama yang mendalam dan ilmiah, agar umat Muslim dapat memahami makna sebenarnya dari ajaran agama Islam.

Dengan demikian, umat Muslim dapat mempraktikkan ibadah dengan penuh keyakinan dan menghindari tindakan-tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama.

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version