Vape Berpotensi Tingkatkan Risiko Gagal Jantung

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

ADVERTISEMENTS

Aneka warna vape sekali pakai dipajang di rak toko cenderamata di London, Inggris, Senin (29/1/2024). Pemerintah Inggris akan melarang penjualan vape sekali pakai dan membatasi varian rasanya dalam usaha mencegah anak kecanduan nikotin.

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Studi terbaru semakin memperkuat bukti bahwa vape bukanlah alternatif rokok yang lebih sehat. Studi terbaru ini mengungkapkan bahwa penggunaan vape atau rokok elektrik bisa meningkatkan risiko gagal jantung.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

“Semakin banyak studi yang menemukan hubungan antara rokok elektrik dengan efek berbahaya serta menunjukkan bahwa (rokok elektrik) mungkin tidak seaman yang kita kira sebelumnya,” ungkap ketua tim peneliti dari MedStar Health, Dr Yakubu Bene-Alhasan, seperti dilansir Mail Online.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Studi terbaru ini melibatkan sekitar 175 ribu orang dewasa di Amerika Serikat. Studi yang berlangsung selama empat tahun ini menemukan bahwa orang yang menggunakan rokok elektrik atau vape memiliki risiko 19 persen lebih tinggi untuk terkena gagal jantung.

ADVERTISEMENTS

Temuan yang telah dipresentasikan dalam konferensi ilmiah tahunan American College of Cardiology ini dinilai cukup mengkhawatirkan. Alasannya, saat ini ada banyak generasi muda yang menjadi pengguna vape. Bahkan, studi menemukan bahwa satu dari lima anak pernah mencobanya meski vape dilarang untuk anak berusia di bawah 18 tahun.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS

“Ada baiknya mempertimbangkan konsekuensi (dari rokok elektrik) terhadap kesehatan Anda, terutama terkait dengan kesehatan jantung,” ujar Dr Bene-Alhasan.

ADVETISEMENTS

Menurut studi, penggunaan vape secara signifikan dapat meningkatkan risiko gagal jantung berjenis gagal jantung dengan fraksi ejeksi terjaga atau HFpEF. HFpEF adalah kondisi ketika otot jantung menjadi kaku dan tidak bisa terisi dengan darah secara optimal di sela-sela kontraksi.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version