Selasa, 30/04/2024 - 05:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Pakar: Indonesia Perlu Maksimalkan Produksi Pangan yang Sesuai

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Antonius Suwanto mengatakan Indonesia harus bisa memaksimalkan produksi bahan pangan yang memiliki tingkat kecocokan tinggi untuk ditanam di dalam negeri. Seperti jagung, padi, manggis, rambutan, dan durian.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Jangan memaksakan komoditas, itu sesuatu yang utopia. Juga harus dilihat kenyataannya apakah dia itu mempunyai dampak pada petaninya sehingga petaninya juga bisa menjadi lebih sejahtera,” kata Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Molekuler IPB Antonius Suwanto.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Antonius mengatakan dengan memaksimalkan produksi pangan yang memiliki tingkat kecocokan tinggi dengan iklim yang ada di Tanah Air, bisa membuat tanaman pangan menjadi produk unggulan (absolute advantage) yang memberikan keuntungan bagi Indonesia di pasar internasional. Ia menyampaikan salah satu contoh negara yang memaksimalkan produksi pangan yang sesuai dengan kondisi wilayahnya yakni Thailand. Menurut dia, negara tersebut bisa mendapat keuntungan besar dengan menjadi eksportir durian terbaik di dunia.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Kemenparekraf Edukasi Pelaku Wisata di Garut Manfaatkan Sampah  
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Selain itu, menurut Antonius, tidak semua jenis pangan yang dibutuhkan masyarakat harus terpenuhi melalui produksi dalam negeri (swasembada). Mengingat setiap tanaman memiliki tingkat kecocokan terhadap iklim dan hama yang berbeda-beda.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Ia menilai kebijakan impor terhadap pangan tertentu bukanlah suatu hal yang buruk. Sebab, pertimbangan yang diambil oleh pemerintah sudah melalui kajian mendalam sebelum diimplementasikan, seperti halnya impor kedelai.

Berita Lainnya:
Pakar UI: Perlu Strategi Tingkatkan Kunjungan Turis ke Indonesia

“Karena mungkin lahan dan kondisinya tidak terlalu optimal untuk ditanam, sehingga mungkin harga jual kedelainya bisa saja jadi lebih mahal daripada kalau kita impor,” ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai sementara ekspor bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan Indonesia pada 2023 mencapai 4,4 miliar dolar AS atau turun 4,36 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Sedangkan secara kumulatif ekspor Indonesia pada 2023 tercatat sebesar 258,82 miliar dolar AS, angka tersebut di bawah capaian ekspor 2022 sebesar 291,90 miliar dolar AS. Meski demikian dari sisi volume, ekspor Indonesia tahun 2023 masih tumbuh 8,55 persen secara tahunan (yoy).

 

sumber : ANTARA

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi