Pejabat Israel menambahkan, Israel tidak bisa membiarkan serangan besar seperti itu terjadi tanpa memberikan tanggapan, dan masalah ini bergantung pada dewan perang untuk memutuskannya.
Situs web Amerika, Axios, mengutip seorang pejabat berkompeten terkait masalah ini, melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memberi tahu timpalannya dari AS, Lloyd Austin, kalau Israel tidak dapat membiarkan rudal balistik ditembakkan ke negaranya tanpa balasan.
“Israel tidak punya pilihan selain menanggapi serangan Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tulis laporan tersebut mengutip kata-kata Gallant ke Austin.
Sementara Austin, menekankan perlunya melakukan segala kemungkinan untuk menghindarinya. eskalasi lebih lanjut.
NBC mengatakan para pejabat senior Amerika khawatir kalau Israel akan bereaksi secara tergesa-gesa terhadap serangan-serangan Iran dan memicu konflik regional yang lebih luas yang mungkin melibatkan Washington.
Laporan tersebut mengutip sumber informasi bahwa Presiden AS Joe Biden diam-diam menyatakan kekhawatirannya bahwa Netanyahu akan mencoba menyeret Washington ke dalam konflik yang lebih luas.
Laporan tersebut juga mengutip seorang pejabat senior pemerintahan AS yang mengatakan bahwa Biden memberi tahu Netanyahu melalui panggilan telepon – pada Sabtu malam – bahwa Amerika Serikat tidak akan berpartisipasi dalam operasi ofensif terhadap Iran, dan bahwa Israel tidak boleh melancarkan respons pembalasan terhadap Iran.
Perang Dunia III?
Niat serangan balasan Israel ke Iran ini dikhawatirkan akan memicu pecahnya perang besar di kawasan yang akan menyeret negara-negara di dunia ke dalam konflik, alias pecah perang dunia III.
AS, dan negara Barat, jelas tidak menginginkan pecahnya perang ini. Namun upaya Biden mencegah Israel membalas Israel dikhawatirkan akan sia-sia.
Selain AS, negara-negara lain termasuk Turki, dilaporkan juga sudah mendesak Iran untuk menurunkan eskalasi.
Namun Iran secara tegas mengatakan kalau perimbangan sekarang sudah berubah, Teheran akan membalas langsung serangan yang datang ke negaranya.
Hal yang lebih mengkhawatirkan, muncul analisis kalau eskalasi terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan kalau ada pelibatan dan penggunaan hulu nuklir dari kedua kubu.
Terlebih, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian mengatakan kalau Teheran tidak berharap eskalasi tersebut.
Namun jika Israel melakukan tindakan baru, responsnya akan “lebih cepat dan lebih kuat.”
Konflik Iran dan Israel sejatinya sudah lama terjadi, namun masih berupa serangan secara tidak langsung terhadap kepentingan dua negara.
Tetapi eskalasi berubah saat Israel memutuskan untuk menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah yang menewaskan sejumlah tokoh militer penting dari Pasukan Quds, Korps Garda Revolusi Iran.
Israel disebut-sebut menyerang guna melenyapkan sejumlah tokoh yang dianggap sebagai motor gerakan milisi perlawanan lintas-teritorial yang selama Perang Gaza ini intenas merongrong wilayah mereka untuk menentang agresi miiter Israel di Gaza.
Sejumlah milisi, mulai dari Hizbullah Lebanon, Suriah, Houthi di Yaman, Perlawanan Irak memang menargetkan wilayah Israel sebagai dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina dan milisi perlawanannya di Gaza dalam menghadapi bombardemen Israel yang sudah menewaskan lebih dari 32 ribu jiwa.