Senin, 06/05/2024 - 04:21 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Jadi Ibu Cerdas, Ketahui Bahasa Kasih Sayang

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Dokter praktisi neuroparenting dr Aisah Dahlan mengatakan menjadi ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang yang digunakan untuk mengungkapkan rasa kasih sayang dan cinta pada orang lain. Aisah, dalam diskusi daring yang diikuti di Jakarta, Rabu (24/4/2024) mengatakan, bahasa kasih sayang yang diibaratkan baterai bisa dilihat dari lima aspek yakni, kata pendukung, sentuhan fisik, waktu berkualitas bersama, pelayanan, dan hadiah yang harus dipenuhi sesuai kebutuhan anak.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Otak sumber kerjanya listrik makanya ‘baterai’ harus penuh agar jalan ke sistem saraf dan dimintai tolong, arahan siap dijalankan, ‘baterai’ kasih sayang di-charge dengan bahasa kasih sayang,” kata Aisah.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Bahasa kasih sayang pada anak dan pasangan bisa berbeda, tergantung apa ‘baterai’ kasih sayang utamanya yang tertanam di otak mereka. Agar tidak kosong, baterai tersebut harus diisi minimal tiga kali seminggu agar anak maupun pasangan merasa nyaman saat bersama di rumah.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh
Berita Lainnya:
Ini Dampak Buruk Konsumsi Gula Berlebihan pada Bayi

Jika kosong, akan ada perilaku menyimpang yang mengindikasikan batas kritis kurangnya kasih sayang pada anak maupun pasangan.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Aisah mengatakan jika bahasa kasih sayang utamanya adalah kata-kata pendukung, maka seringlah beri pujian pada anak atau pasangan, selanjutnya bisa diikuti dengan sentuhan fisik seperti pelukan atau usapan untuk mengapresiasi.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Kalau tidak diisi anak akan jadi suka mengejek atau menjelekkan orang, kalau sentuhan fisik kosong anak akan jadi suka mencubit atau memukul,” katanya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Ia melanjutkan jika anak memiliki ‘baterai’ kasih sayang senang meluangkan waktu berkualitas, maka ibu bisa menemani anak dalam setiap kegiatannya. Hal itu akan sangat berarti pada anak meskipun tidak membutuhkan apresiasi atau kata-kata pendukung.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Jika ‘baterai’ itu kosong, anak bisa jadi sering menyendiri dan sering mengunci diri di kamar seakan menghindar dari orang tua.

Sementara anak yang memiliki bahasa kasih sayang dengan pelayanan (act of service), maka anak akan cenderung lebih loyal untuk memberikan bantuan tanpa diminta.

Berita Lainnya:
Vaksin Dengue Masih Bersifat Pilihan, Bisa untuk Usia 6 Hingga 45 Tahun

“Jangan ditolak jika anak bahasa kasih sayangnya pelayanan dia akan senang sekali membantu, kalau baterai itu kosong anak jadi kasar saat meminta sesuatu dan menjadi pembuli,” katanya.

Aisah mengatakan jika anak atau pasangan lebih senang memberi hadiah atau menunjukkan karyanya, apresiasi dengan menghargai apa yang diberikan, bisa dengan kata-kata positif atau dengan menyimpannya di tempat terbaik. Karena seseorang dengan bahasa kasih sayang Gift atau memberi hadiah akan merasa senang jika sesuatu yang ia berikan dipakai atau dihargai.

“Kalau baterai ini kosong, bagi anak-anak akan menjadi pelit, tidak suka berbagi dan bisa jadi kleptomania,” ucap Aisah.

‘Baterai’ kasih sayang ini, kata Aisah harus dipenuhi setiap hari pada anak yang baru lahir sampai usia 5 tahun, meskipun orang tua bekerja. Di atas 5 tahun orang tua sudah harus mengetahui bahasa kasih sayang mana yang menjadi bahasa utama anak dari kebiasaan sehari-hari anak.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi