Rabu, 15/05/2024 - 08:53 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Pengamat Nilai Jika PKS Bergabung akan Rusak Kondusivitas KIM

JAKARTA — Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai, artai Keadilan Sejahtera (PKS) sulit untuk bergabung dengan koalisi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Setidaknya ada dua hal yang membuat PKS memiliki hambatan bisa gabung Koalisi Indonesia Maju (KIM).

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Pertama adalah peran PKS sebagai oposisi dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Terutama, setelah Prabowo menyatakan bergabung dengan pemerintahan periode 2019-2024 menjadi menteri pertahanan (menhan).

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Baca: Prabowo Terhormat Diberi Ucapan Selamat oleh Presiden Erdogan

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

“PKS sejak itu tampaknya sudah tidak respect dengan Prabowo. Hal itu tentu sangat dirasakan Prabowo, sehingga PKS bukanlah prioritas untuk didekati,” ujar Jamiluddin kepada wartawan di Jakarta, Senin (29/4/2024).

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Kedua adalah kehadiran Partai Gelora di KIM. Partai pimpinan Anis Matta itu sejak awal sudah berada di barisan pengusung Prabowo-Gibran pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Cukupkah Gaji Rp 5 Juta untuk Hidup Layak di Jakarta?

“Kalau PKS diajak bergabung ke KIM, akan berpeluang merusak kondusivitas internal KIM. Hal itu tentu akan merugikan KIM dan Prabowo ke depan,” ujar Jamiluddin.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Baca: Menhan Prabowo Ditelepon Presiden Korsel Yoon Suk Yeol, Ada Apa?

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Sebelumnya, Partai Gelora keberatan apabila PKS bergabung dalam koalisi partai politik pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. Pasalnya, Partai Gelora menilai kalangan PKS kerap menyerang pasangan Prabowo-Gibran sepanjang masa kampanye Pilpres 2024.

ADVERTISEMENTS

Sekretaris Jenderal Partai Gelora, Mahfudz Siddiq menyebut, apabila PKS gabung Koalisi Indonesia Maju (KIM), akan terjadi pembelahan antara PKS dan pendukung fanatiknya yang kerap menyerang Prabowo-Gibran. Menurut dia, sikap elite dan akar rumput sangat berbeda.

ADVERTISEMENTS

“Jika sekarang PKS mau merapat karena alasan proses politik sudah selesai, apa segampang itu PKS bermain narasi ideologisnya? Apa kata pendukung fanatiknya? Sepertinya ada pembelahan sikap antara elite PKS dan massa pendukungnya,” kata Mahfudz dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (27/4/2024).

Berita Lainnya:
Nurul Ghufron Mengaku Bakal Hormati Sidang Etik

Baca: Kalah Bersaing, Mulyanto Ahli Nuklir PKS Gagal Lolos ke Senayan

Adapun niatan PKS bergabung ke koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran diutarakan Sekjen Habib Aboe Bakar Alhabsyi. Dia menyampaikan niatan PKS untuk berkontribusi di pemerintahan. PKS pun mengundang Prabowo hadir di acara halal bihalal PKS dengan menyediakan karpet merah, namun presiden terpilih tersebut tidak hadir.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi