Jumat, 17/05/2024 - 05:18 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Perubahan Iklim Picu Penyakit Menular dan tidak Menular, Ini Penjelasan Menkes

JAKARTA — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, perubahan iklim perlu diantisipasi melalui sistem kesehatan. Pasalnya, perubahan iklim dapat mendatangkan penyakit menular yang berisiko mendatangkan pandemi serta penyakit tidak menular.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Budi menjelaskan, perubahan iklim dapat memicu penyakit menular karena adanya perubahan interaksi antara hewan dan manusia. Menurut dia, semakin sering perubahan interaksi tersebut terjadi, maka akan semakin besar risiko terjadinya pandemi.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Misalnya Asia bird flu dari dulu, kemudian ada Covid katanya dari kelelawar,” ujarnya usai acara penandatanganan komitmen kerja sama dengan Program Pembangunan PBB (UNDP) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jakarta, Senin (29/4/2024).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Dia menjelaskan, sebelum penyakit dari hewan-hewan tersebut tertular ke manusia, seharusnya hewan-hewan tersebut dideteksi patogennya, baik virus maupun bakteri, kemudian diteliti agar ada diagnosis, vaksin, serta obatnya. Kalau dilakukan saat sudah tertular ke manusia, katanya, sudah telat dan biayanya lebih mahal.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Guru Besar UGM Sebut Anemia Aplastik Akibat Obat Jarang Terjadi

Budi mengatakan, perubahan iklim mendorong perubahan perilaku hewan, contohnya nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu, ujarnya, setiap kali ada El Nino, maka angka kasus dengue naik.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Dampaknya dari perubahan iklim, El Nino tadi hanya terjadi di daerah tropis. Mungkin bisa terjadi di daerah-daerah lain. Demam berat tadi hanya terjadi di Brazil, Indonesia, dan negara-negara Afrika, mungkin nanti bisa makin lama makin naik ke atas,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Adapun untuk penyakit tidak menular, katanya, perubahan iklim dapat menyebabkan masalah gizi, karena menyebabkan kenaikan permukaan air laut, sehingga dataran menjadi lebih sempit, padahal jumlah manusia terus bertambah. Hal itu, katanya, menyebabkan lebih sedikit lahan untuk produksi makanan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
Panduan Porsi Makan Sehat Jaga Gula Darah Stabil Usai Lebaran

“Padahal jumlah manusia kan naik terus. Dulu manusia 100 tahun yang lalu mungkin cuma empat miliar. Sekarang udah delapan miliar. Lima tahun lagi mungkin 9 miliar. Eh, ya, 10 miliar. Itu kan perlu makan, ya. Makan dan tanahnya makin sedikit,” katanya.

ADVERTISEMENTS

Contoh lainnya, kata Budi, adalah kanker kulit. Menurut dia, perubahan iklim dapat membuat lapisan ozon semakin tipis, sehingga radiasi matahari semakin tinggi. Oleh karena itu, ujarnya, mereka bekerjasama dengan pihak seperti UNDP dan WHO untuk mempersiapkan sistem kesehatan guna menghadapi ancaman-ancaman tersebut.

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi