BANDA ACEH – Nama bahan bakar Bioetanol Aren atau E100 kini ramai diperbincangkan di tengah munculkan energi baru terbarukan.
Bioetanol Aren ini bahkan disebut-sebut akan menjadi pesaing dari BOBIBOS yang merupakan bahan bakar dari jerami.
Bahkan, pilot project Bioetanol Aren ini sudah diresmikan langsung oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.
Pilot project bahan bakar ini dilakukan di lingkungan Pertamina Geothermal Energy (PGE) Kamojang, Garut, Jawa Barat.
Munculnya bahan bakar yang terbuat dari aren ini juga sejalan dengan agenda transisi energi Presiden Prabowo Subianto.
Bahan bakar aren ini bukan hanya sekadar proyek teknis, tapi juga menjadi bukti kekayaan hutan Indonesia yang mampu menjadi energi bersih bernilai ekonomi tinggi untuk masyarakat.
Lantas apa itu Bioetanol Aren (E100)?
Bioetanol Aren ini merupakan bahan bakar nabati yang diproduksi dari nira aren melalui proses fermentasi dan distilasi.
Proses pengolahan bahan bakar ini melibatkan pengumpulan nira aren segar, penambahan ragi Saccharomyces cerevisiae untuk fermentasi, dan pemanasan larutan hasil fermentasi untuk memisahkan etanol murni melalui distilasi.
Raja Juli mengatakan jika proses produksi bahan bakar ini dimulai dari penyadapan nira, pengolahan sampai menjadi produk bioetanol.
Aren menjadi salah satu komoditas yang potensial untuk menopang kebutuhan bioetanol nasional.
Hal ini karena aren bisa tumbuh baik di hutan atau lereng.
Bahkan untuk produksi Bioetanol, Presiden Prabowo berencana untuk menanam 2 juta hektar aren.
Raja mengatakan jika menanam 1,1 juta hektar saja diperkirakan bisa memproduksi 26 juta kiloliter Bioetanol.
Angka tersebut sama dengan impor BBM yang harganya mencapai Rp300 triliun.
Di sisi lain, agar project ini berjalan lancar, Kemenhut telah membentuk tim kerja percepatan pengembangan aren dalam mendukung swasembada pangan dan energi nasional melalui Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia nomor 440 tahun 2025.
Pemanfaatan aren sebagai bahan baku BBM ini bisa menghasilkan kapasitas produksi sekitar 300 liter bioetanol per hari dan 300 – 500 kilogram gula aren per hari.***






























































































