BANDA ACEH – Rizieq Shihab melontarkan sindiran keras kepada menteri Kabinet Merah Putih yang dinilai meremehkan bantuan dari Malaysia terkait penanganan bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menimpa Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Ia menilai, sikap tersebut mencerminkan kesombongan dan tidak menghargai niat baik negara tetangga.
Dalam ceramahnya, Rizieq menyinggung pernyataan pejabat yang menolak bantuan dengan dalih pemerintah masih mampu menangani kondisi di lapangan. Menurutnya, klaim tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi.
“Tapi sekarang, saudara, giliran ada mau bantuan bilangnya, ‘Nggak, kita masih mampu. Kita masih mampu.’ Masih mampu dari mana mampu? Kalau mampu jembatan sudah beres. Kalau mampu tuh mayat udah selesai semua diangkat dalam waktu singkat. Betul? (Betul!),” kata Rizieq Shihab saat menyampaikan ceramah dihadapan para jamaahnya, dikutip Jumat (26/12).
Ia menegaskan, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk merasa malu menerima bantuan kemanusiaan, apalagi jika kondisi di lapangan masih memerlukan pertolongan dari berbagai pihak. “Jangan malu, jangan malu, saudara. Ada lagi menteri, bahkan ngeremehin bantuan Malaysia nggak seberapa. Cilik itu, kecil. Sombongnya Saudara,” sindirnya.
Rizieq menekankan bahwa Malaysia sebagai negara tetangga telah menunjukkan iktikad baik dengan mengirimkan bantuan. Karena itu, sikap yang seharusnya ditunjukkan adalah rasa terima kasih, bukan justru meremehkan. “Eh, Malaysia tetangga kita, saudara, beriktikad baik kirim bantuan. Sekecil apa pun, terima kasih! Betul? (Betul!) Betul? (Betul!) Nggak ada terima kasihnya, makin nyepelein ‘enggak seberapa’, idzi biko ukh… pengen dikepret aja lo,” tegasnya.
Ia kemudian memberikan contoh sederhana tentang makna keikhlasan dan kewajiban mensyukuri bantuan, sekecil apa pun nilai yang diberikan. Ia mengajak para jamaahnya untuk menyisikan uang sekecil apapun kepada para korban terdampak bencana.
“Jamaah nanti ini bantu untuk Aceh, 1000 perak, 2000 perak, bagus tidak? (Bagus!) Wajib nggak disyukuri? (Wajib!),” ujarnya.
Rizieq juga menyindir keras jika pola pikir meremehkan bantuan kecil itu diterapkan secara luas oleh pejabat negara. Menurutnya, sikap semacam itu justru akan merusak nilai kemanusiaan dan gotong royong.
“Jangan sampai menteri ini denger. Lu nyumbang 1000, nih menteri jangan denger. Kalau menteri denger, ‘Eh, 1000’. Udah, pokoknya Masjid Madinah kirim-kirim aja, jangan ngomong. Jangan diberitain,” sesalnya.
Lebih lanjut, Rizieq mempertanyakan kelayakan pejabat yang memiliki sikap merendahkan bantuan rakyat dan negara lain, apakah tetap pantas menjadi pejabat publik.
“Kalau menteri denger, gawat. ‘Eh, orang Karang Tengah, kecil’. Kacau tidak? (Kacau!) Kacau tidak? (Kacau!) Apa orang begini layak jadi menteri? (Tidak!),” pungkasnya.






























































































