Sabtu, 04/05/2024 - 08:47 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Akademisi: Islamofobia di Barat Sebarkan Kebencian pada Muslim di Wilayah Lain

ADVERTISEMENTS

Pola ini dikenal dengan istilah globalisasi Islamofobia.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 WASHINGTON — Para ahli menilai Islamofobia yang terjadi di AS dan Eropa telah menyebar dan memicu kebencian terhadap Muslim di bagian lain dunia, termasuk kawasan Asia-Pasifik. Bahkan, disebutkan pola ini pantas dikenal dengan istilah globalisasi Islamofobia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Seorang profesor hubungan internasional dan studi Islam di Universitas Georgetown, John Louis Esposito mengatakan Islamofobia pertama kali menjadi masalah global utama setelah revolusi 1979 di Iran dan kemudian serangan teroris 11 September 2001.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Ia juga menambahkan, Islamofobia awalnya lazim terjadi di AS, Inggris dan Jerman. Kemudian menyebar ke wilayah lain, bahkan di Eropa utara di mana tidak banyak  komunitas Muslimnya.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


“Ada memiliki masalah Myanmar, bekas Burma. Ada masalah lain di China sehubungan dengan Uighur. Dengan adanya kedua kasus ini, ada komunitas internasional yang berbicara tentang genosida,” ucap dia, dikutip di TRT World, Jumat (18/11/2022).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Kisah Peneliti Mesir Dihalangi Terbitkan Informasi Berbahaya Bagi Israel


Esposito melanjutkan, hal lain yang lebih menakjubkan adalah bagaimana Islamofobia telah mengglobal. Kondisi ini menunjukkan bahwa sentimen anti-Muslim menyebar di seluruh spektrum politik.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Di Prancis, misalnya, bukan hanya politikus sayap kanan Marine Le Pen, tetapi Presiden Emmanuel Macron juga menggunakan retorika permusuhan terhadap Muslim selama musim kampanye pemilihan. Sikap tokoh-tokoh politik ini terhadap komunitas Muslim meripakan salah satu konflik budaya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Islamofobia sejauh ini dinilai tidak direspons dengan protes yang cukup. Meski banyak pemerintah Muslim yang telah angkat suara, termasuk organisasi-organisasi Muslim internasional, namun hingga saat ini gaungnya masih sepi.


Menurut peneliti Arsalan Iftikhar, gerakan sayap kanan di seluruh dunia belajar dari gerakan di Eropa dan Amerika. “Gerakan sayap kanan di seluruh dunia mengambil isyarat politik dari gerakan sayap kanan Eropa dan Amerika, gerakan sayap kanan global lainnya,” ucap dia.

Berita Lainnya:
Nilai Persatuan dalam Ibadah Haji


Iftikhar, yang menulis Fear of a Muslim Planet: Global Islamophobia in the New World Order juga mengatakan gerakan-gerakan ini mencoba meminggirkan Muslim dan minoritas lain di tanah mereka. Ia merasa sangat penting untuk memahami konteks dan isyarat yang mereka ambil dari satu sama lain. Contohnya terlihat pada larangan jilbab di negara-negara Eropa, yang dimulai di Prancis di bawah presiden Jacques Chirac pada 2004, serta negara-negara lain yang mengadopsi kebijakan Islamofobia.


“Ada serangan terhadap Muslim di seluruh India. Ada larangan jilbab di negara bagian selatan Karnataka, yang, sekali lagi, secara harfiah mengambil isyarat dari Eropa juga,” lanjutnya.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi