Jumat, 26/04/2024 - 10:44 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

Balap India, Arab Saudi Berpeluang Raih Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi 2023

ADVERTISEMENTS

Tekanan terhadap ekonomi India lahir dari pelemahan permintaan dalam negeri.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 MUMBAI — India diperkirakan akan melepaskan gelar negara besar dengan pertumbuhan ekonomi tercepat pada tahun ini. Tekanan terhadap ekonomi India lahir dari pelemahan permintaan dalam negeri dan luar negeri.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Dikutip dari Gulf News, Sabtu (7/1/2023), PDB India diperkirakan tumbuh 7 persen pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2023. Prediksi itu disampaikan oleh Kementerian Statistik India pada Jumat (6/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Kementerian ESDM: Penyaluran Gas Bumi Niaga Capai 842,9 BBTUD

Angka itu lebih tinggi dibandingkan prediksi pertumbuhan dari Reserve Bank of India sebesar 6,8 persen.

ADVERTISEMENTS

Jika hal itu terwujud, pertumbuhan ekonomi India akan melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun sebelumnya yang mencapai 8,7 persen. Dengan demikian, India harus puas di posisi kedua kelompok ekonomi besar dan menyerahkan juara pertama kepada Arab Saudi. Pertumbuhan ekonomi negara tempat dua tanah suci itu diperkirakan mencapai 7,6 persen. Faktor pendorongnya adalah masih tingginya harga energi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Gelar RUPST, Cinema XXI Tebar Dividen Rp 666,75 Miliar Hingga Rombak Direksi

 

India melaksanakan pengetatan moneter dari bank sentralnya untuk mengikuti langkah bank sentral lain dalam meredam inflasi. Reserve Bank of India menaikkan suku bunga 225 basis poin dalam tahun fiskal ini. Ekonom memperkirakan, langkah tersebut masih akan dilanjutkan dengan pengetatan seperempat poin persen dalam paparan kebijakan Februari mendatang.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi