Selasa, 21/05/2024 - 10:23 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Zelenskyy Ingin Ukraina Menjadi 'Big Israel'

Zelenskyy menolak gagasan Ukraina pascaperang akan meniru demokrasi Eropa liberal.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 KIEV — Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ingin negaranya menjadi ‘Big Israel’ dengan wajahnya sendiri setelah invasi Rusia berakhir. Dia menekankan bahwa, keamanan kemungkinan akan menjadi masalah utama di Ukraina selama periode pascaperang.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Dalam komentar kepada media lokal yang diunggah di situs resmi presiden pada Selasa (5/4/2022), Zelenskyy mengungkapkan visinya untuk masa depan pasca-konflik Ukraina. Termasuk mengerahkan angkatan bersenjata untuk berjaga di semua institusi, supermarket, dan bioskop.


Di Israel, warga sipil bersenjata, pemukim, dan tentara yang berjaga di jalan-jalan adalah hal biasa. Bahkan pemerintah sering kali meminta keamanan. Dalam beberapa kesempatan, Zelenskyy, yang merupakan seorang Yahudi, menekankan pentingnya menjaga hubungan dekat dengan Israel, yang dia puji sebagai role model bagi Ukraina.


“Saya yakin bahwa masalah keamanan kita akan menjadi nomor satu dalam 10 tahun ke depan. Orang-orang Ukraina akan menjadi tentara besar kita,” kata Zelenskyy, dilansir Aljazirah, Rabu (6/4/2022).

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Ukraina Diprediksi Akan Segera Berunding Dengan Rusia


Zelenskyy menolak gagasan Ukraina pascaperang akan meniru demokrasi Eropa liberal seperti Swiss sebagai model.  Dia mengatakan bahwa, Ukraina tidak akan benar-benar menjadi liberal seperti Eropa. Ukraina harus melakukan modus operandi yang berbeda.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


“Ukraina pasti tidak akan seperti yang kita inginkan sejak awal. Itu tidak mungkin. Benar-benar liberal, seperti Eropa tidak akan seperti itu. (Ukraina) pasti akan datang dari kekuatan setiap rumah, setiap bangunan, setiap orang,” ujar Zelenskyy. 


Zelenskyy menekankan bahwa Ukraina tidak akan tergelincir ke dalam otoritarianisme. “Sebuah negara otoriter akan kalah dari Rusia. Orang-orang tahu apa yang mereka perjuangkan,” katanya.

ADVERTISEMENTS


Terlepas dari hubungannya dengan Israel, Zelenskyy, telah mengkritik posisi pemerintah Tel Aviv terkait invasi Rusia di Ukraina. Setelah mempertahankan posisi yang relatif tenang terkait invasi Rusia di Ukraina, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett akhirnya mengeluarkan pernyataan mengutuk dugaan kekejaman di Bucha. Bennett pada Selasa mengatakan, dia terkejut dengan foto-foto penemuan jenazah warga sipil yang bergeletakan di Bucha.

ADVERTISEMENTS


“Kami, tentu saja, terkejut dengan peristiwa di Bucha. Foto-foto yang mengerikan, dan kami sangat mengutuk mereka. Penderitaan warga Ukraina sangat besar, dan kami melakukan segala yang kami bisa untuk membantu,” kata Bennett.

Berita Lainnya:
China Ragukan Pengelolaan TEPCO atas Air Olahan PLTN Fukushima


Israel telah muncul sebagai mediator dalam upaya untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina. Dalam upaya untuk mempertahankan hubungannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Bennett bersikap hati-hati dalam mengkritik Moskow. Namun sebaliknya, Menteri Luar Negeri Yair Lapid telah vokal dalam kecamannya yang lebih keras atas tindakan Rusia di Ukraina.


“Foto dan kesaksian dari Ukraina mengerikan, pasukan Rusia melakukan kejahatan perang terhadap penduduk sipil yang tak berdaya.  Saya mengutuk keras kejahatan perang ini,” kata Lapid dalam sebuah pernyataan.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi