Sabtu, 04/05/2024 - 16:41 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

KTNA Apresiasi Keberhasilan Petani Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi

ADVERTISEMENTS

Indonesia di peringkat kedua dari 9 negara FAO di Asia dengan produktivitas tertinggi

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA–Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional,Ir.H.M. Yadi Sofyan Noor, SH,MM mengapresiasi capaian kerja Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan produktivitas padi selama beberapa tahun terakhir. Menurut Yadi, keberhasilan tersebut merupakan wujud nyata dari pengembangan benih unggul dan pemupukan berimbang serta koordinasi yg intens di lapangan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Kita parut bersyukur karena sektor pertanian di era pak Menteri (Syahrul Yasin Limpo) produksi beras dan jagung kita mengalami peningkatan, dan terhadap beberapa komoditi pangan kita tidak perlu lagi Import bahkan kita bisa melakukan eksport. Padahal kita tau bahwa 2 tahun terakhir dunia dibombardir dengan pandemi Covid 19,” ujar M. Yadi Sofyan Noor, Sabtu, 9 April 2022.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Sebagai informasi, berdasarkan angka perhitungan BPS sejak tahun 2019 produktivitas beras nasional mencapai 5,11 ton/hektar, kemudian meningkat 5,13 ton/hektar pada tahun 2020, kemudian meningkat lagi 5,22 ton/hektar pada tahun 2021.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Batasi Ekspor 54 Produk ke Israel, Turki Diancam Dijatuhi Sanksi


Adapun bila dilihat dari data badan pangan dunia FAO, Indonesia menduduki peringkat kedua dari 9 negara FAO di Benua Asia dengan produktivitas tertinggi. Urutannya, pertama Vietnam memiliki produktivitas 5,89 ton/hektar, kedua Indonesia 5,19 ton/hektar, selanjutnya Bangladesh 4,74 ton/hektar, Philipina 3,97 ton/hektar, India 3,88 ton/hektar, Pakistan 3,84 ton/hektar, Myanmar 3,79 ton/hektar dan Kamboja 3,57 ton/hektar.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Melihat data ini, M.Yadi Sofyan Noor mengingatkan bahwa pertanian Indonesia di kancah dunia tak bisa dianggap remeh. Indonesia adalah negara agraris dengan potenai besar dan memiliki pengelolaan yang sangat baik.”Kolaborasi pemerintah dan petani yang membuat ketersediaan pangan kita selalu terjaga bahkan cendrung surplus setiap tahunnya,” katanya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Sebelumnya Ketua Bidang Kajian Kebijakan Pertanian pada Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi), Prof. Edi Santosa menilai upaya Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi padi dan jagung perlahan tapi pasti mulai menunjukan hasil positif. Menurut Edi, peningkatan produksi di era kepemimpinan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tak lepas dari pengembangan kualitas benih, penyediaan pupuk dan penggunaan alat mesin pertanian. “Saya kira peningkatan ini tidak lepas dari 3 hal itu tadi. Dan menurut saya inilah yang disebut pertanian maju, mandiri dan modern dibawah Meteri SYL,” katanya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Harga Pangan Dunia Meningkat pada Maret Setelah Tujuh Bulan Turun


Terpisah, Pengamat Pangan dari Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo mengapresiasi keberhasilan Kementan dalam meningkatkan produksi padi dan jagung nasional. Baginya, keberhasilan ini merupakan bukti bahwa Indonesia adalah negara pertanian yang sangat kuat dan bisa diperhitungkan di kancah internasional. “Yang pasti kita telah menunjukan kepada Negara-negara di dunia bahwa kita adalah bangsa pertanian terkuat yang memiliki potensi besar di sektor pertanian,” katanya.


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi