Uchok menyinggung, selain terang-terangan Wilmar mensponsori Persis Solo milik Kaesang, belum lama ini publik dikagetkan oleh beredarnya foto Menko Marves Luhut B Pandjaitan dengan tersangka Master Parulian. Kedua peristiwa itu menandakan adanya muatan politik dalam kasus ini.
“Saya khawatir tidak ada kejutan dalam kasus ini. Malahan saya bingung apakah nantinya Jaksa Agung apa menteri yang diganti,” selorohnya.
Menurut Uchok, jika Kejagung berani menersangkakan korporasi maka terbuka kesempatan aset-aset milik korporasi tersebut dirampas untuk negara. “Harus ada efek jera, mereka dimiskinkan. Jangan lupa ada rakyat yang mati akibat kelangkaan minyak goreng.”
Kapuspenkum Kejagung Made Sumedana tidak mau berbicara banyak mengenai perkara ini. Dia meminta masyarakat untuk bersabar dan memberi kesempatan bagi penyidik untuk bekerja.
Sedangkan Jampidsus Kejagung, Febrie Adriansyah, menyebutkan penyidik masih fokus untuk memeriksa 88 perusahaan eksportir CPO. Jampidsus juga menekankan fokus penyidik sekarang ini menelusuri pemberian izin ekspor.
“Itu ada 88 perusahaan yang ekspor, semua itu kita cek benar enggak ekspor,“ kata dia.