Minggu, 19/05/2024 - 08:34 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMISYARIAH

Pangsa Pasar Bank Syariah Tembus 6,65 Persen, OJK: Harus Rasional

Pangsa pasar perbankan syariah tercatat sebesar Rp 681,95 triliun.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pangsa pasar perbankan syariah telah mencapai 6,65 persen per Februari 2022. Pangsa pasar perbankan syariah tercatat sebesar Rp 681,95 triliun yang terdiri dari 65,47 persen Bank Umum Syariah (BUS), 32,03 persen Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sebesar 2,5 persen.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Kepala Departemen Pengawas Bank Syariah, Jasmi menyampaikan perlunya merasionalkan marketshare tersebut. Meski telah terlepas dari jebakan pangsa lima persen, Jasmi menilai tidak mudah untuk mencapai nilai 20 persen atau bahkan 10 persen.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS


“Kita harus rasional, meski aset di perbankan konvensional tidak bertumbuh tetap Rp 10.297 triliun dan andai sekalipun bank syariah tumbuh 100 persen itu juga belum tentu terkejar pangsa lebih besar, rasionalitas itu perlu kita bangun juga,” katanya dalam Media Briefing OJK, Jumat (22/4/2022).

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Ini Alasan OJK Cabut Izin Paytren Sebagai Manajer Investasi Syariah


Menurutnya, OJK lebih fokus pada pertumbuhan positif yang berkualitas sehingga peran dan kontribusi perbankan syariah bisa lebih signifikan. OJK konsisten menjaga industri dengan baik agar kualitasnya semakin positif pada kesejahteraan masyarakat.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Dari sisi pangsa Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan, nilai pangsanya lebih tinggi yakni masing-masing 7,23 persen sebesar Rp 543,11 triliun, dan 7,18 persen sebesar Rp 423,46 triliun. Jasmi menyebut, bank syariah juga terus menunjukkan performa yang baik dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


“Dalam konteks likuiditas, pengelolaan risiko, permodalan, efisiensi, dan lainnya itu sangat oke dan punya ruang luas untuk dukung pemulihan ekonomi, tinggal tunggu //demand// masyarakat saja,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
Survei BRI: Ekspansi Bisnis UMKM Melambat, Tapi Tetap Prospektif


Perbankan syariah dinilai sangat siap untuk mendorong pemulihan ekonomi meski di tengah kondisi menantang karena tekanan inflasi dan ketidakstabilan ekonomi global. Likuiditas untuk penyaluran pembiayaan juga masih longgar untuk bisa dimanfaatkan oleh industri.

ADVERTISEMENTS


Per Februari 2022, rasio alat likuid per DPK tercatat 34,10 persen, naik 5,23 persen (yoy). Sementara rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 77,34 persen dan Rasio Kecukupan Modal atau CAR sebesar 22,41 persen.

ADVERTISEMENTS


Rasio pembiayaan bermasalah pun terus membaik dengan nilai 2,64 persen (gross) dan 0,99 persen (nett). Secara umum, Jasmi mengatakan industri perbankan syariah menunjukan performa yang terus positif dalam lima tahun terakhir, termasuk di masa penuh tantangan pandemi Covid-19.


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi