Jumat, 26/04/2024 - 12:25 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Peternak Diimbau tidak Panic Selling Akibat PMK

ADVERTISEMENTS

Penularan PMK yang sangat cepat dapat membuat khawatir para peternak.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) mengimbau para peternak untuk tidak panic selling dengan membanting harga murah sapinya di tengah munculnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Kita minta tahan dulu jangan jual ternaknya dengan harga murah,” kata Dewan Pakar PPSKI, Rochadi Tawaf kepada Republika.co.id, Rabu (11/5/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Wabah PMK yang memiliki laju penularan sangat cepat dapat membuat khawatir para peternak. Pasalnya, ternak yang terjangkit virus itu bisa berujung pada kematian.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Menteri ESDM: Draf Perpanjangan Izin Vale Sudah di Menteri Investasi

Apalagi, kata Rochadi, PMK muncul menjelang lebaran haji di mana merupakan momen peningkatan penjualan sapi untuk kebutuhan kurban.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Jadi dampak dari PMK ini awalnya harga jatuh di peternak,” ujarnya menambahkan.

Dampak lanjutan, harga daging di wilayah yang menjadi pusat konsumen daging akan melonjak tinggi karena kehabisan stok jika panic selling tak terbengung.

Jabodetabek dan Bandung Raya menjadi dua daerah di Indonesia yang memiliki tingkat konsumsi daging sapi terbesar. Jawa Timur yang saat ini menjadi sentra sapi telah terpapar PMK, terutama di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto.

Berita Lainnya:
KemenESDM Nilai Pemanfaatan PLTS oleh Adaro Bisa Ditiru Industri

Pemerintah saat ini telah menerapkan lockdown kepada empat daerah tersebut sehingga ternak yang ada tak bisa diperdagangkan ke luar daerah.  

Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Daerah Jawa Barat, Dedi Setiadi, turut mengimbau agar para peternak tidak menjual ternaknya secara tergesa-gesa.

“Kepada masyarakat umum, agar tidak khawatir untuk mengkonsumsi produk-produk peternakan asal sapi, yakni susu dan daging,” kata Dedi dalam keterangan resminya.


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi