Jumat, 03/05/2024 - 01:02 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Prospek Saham dan Obligasi Indonesia di Tengah Kenaikan Suku Bunga The Fed

ADVERTISEMENTS

Obligasi Indonesia lebih resiliens dibanding negara lain dengan peringkat utang sama

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Pasar saham dan obligasi Indonesia disebut masih prospektif di tengah kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, Federal Reserve (the Fed). Seperti diketahui, rapat FOMC memutuskan kenaikan suku bunga Fed funds rate sebesar 50 basis poin pada 4 Mei lalu. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Chief Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Katarina Setiawan, mengatakan kenaikan suku bunga sebesar 50bp tersebut sesuai dengan konsensus perkiraan pasar. Walaupun demikian, beberapa kondisi terkini membuat pasar memperkirakan prospek inflasi Amerika Serikat masih sulit dikendalikan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Di dalam negeri, indeks harga konsumen April meningkat 0,95 persen dari bulan lalu ke level 3,47 persen. Jika harga-harga yang dikendalikan pemerintah seperti BBM, TDL, dan harga gas masih naik, Katarina memperkirakan inflasi bahkan bisa mencapai 4,4 – 4,8 persen. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Jasa Bungkus Koper di Bandara Mendulang Pendapatan Saat Musim Mudik Lebaran


Katarina mengakui angka inflasi ini lebih tinggi dari biasaya, namun secara relatif dibandingkan dengan negara-negara lain dan dibandingkan dengan kondisi Indonesia satu dekade lalu yang sempat mencapai 8 persen, kondisi inflasi Indonesia saat ini jauh lebih baik. 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


“Ditopang oleh fundamental makroekonomi yang solid dan sinergi serta kesiapan pemerintah dan bank sentral, kami optimis inflasi Indonesia akan tetap dalam kendali,” kata Katarina dalam risetnya dikutip Rabu (11/5). 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Bank Indonesia (BI) menyatakan tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga karena peningkatan inflasi dan akan mengutamakan pendekatan lain seperti menaikkan GWM. BI akan memantau inflasi inti dan tidak akan menaikkan suku bunga berdasarkan dampak instan kenaikan administered prices. Katarina memperkirakan 2 sampai 3 kali kenaikan suku bunga BI mencapai 4,00-4,25 persen sampai akhir 2022.


Di tengah kekhawatiran terhadap stagflasi global (inflasi yang bertahan tinggi dikombinasikan dengan penurunan pertumbuhan ekonomi), Indonesia diprediksi akan membukukan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tahun ini dibandingkan tahun lalu.

Berita Lainnya:
Indonesia Kaya Potensi Obat Herbal untuk Hewan


Sebagai salah satu produsen dan eksportir komoditas terbesar di dunia Indonesia juga menawarkan lindung nilai alami untuk investasi di tengah terus meningkatnya harga komoditas.


Menariknya prospek investasi di Indonesia diakui oleh investor asing, tercermin dari aliran dana asing yang masuk sebesar Rp 72 triliun sejak awal tahun sampai 28 April 2022, sebelum libur Idul Fitri, mendorong IHSG naik 9,84 persen dalam 4 bulan, tertinggi di kawasan Asia Pasifik.  


Sementara itu di tengah penurunan pasar obligasi global, pasar obligasi Indonesia masih menunjukkan resiliensi dibandingkan negara-negara lain dengan peringkat utang yang sama. Peningkatan outlook Indonesia menjadi stable yang diumumkan Standard & Poor menunjukkan apresiasi terhadap perbaikan fundamental Indonesia.


“Pemulihan ekonomi dan kuatnya fundamental Indonesia akan tetap menjadi penopang pasar saham dan obligasi Indonesia ke depan,” kata Katarina. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi