Senin, 17/06/2024 - 11:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Kisah Fatmawati Menjahit Merah Putih Saat Hamil Tua

Fatmawati menjahit bendera merah putih dengan mesin jahit tangan.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Raya Idul Adha 1445 H dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA – Hari ini, tepatnya 42 tahun lalu, Indonesia kehilangan ibu negara pertamanya, Fatmawati. Istri presiden pertama RI, Sukarno ini, meninggal pada  14 Mei 1980. Fatmawati meninggal pada usia 57 tahun di Kuala Lumpur, Malaysia, karena serangan jantung ketika dalam perjalanan pulang umroh dari Makkah.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Dilantiknya Daddi Peryoga sebagai Kepala OJK Provinsi Aceh


“Ibu Fatmawati selain menjadi kebanggaan keluarga kami, beliau juga adalah sosok kebanggaan masyarakat Bengkulu, dan kebanggaan bangsa Indonesia,” kata Ketua DPR Puan Maharani, Sabtu (14/5/2022).  Cucu Fatmawati ini mengenang sosok neneknya, yang membanggakan.

ADVERTISEMENTS
Menuju Haji Mabrur dengan Tabungan Sahara Bank Aceh Syariah


Puan mengaku jika sosok Fatmawati sebagai sosok yang menginspirasi. Perjuangan Fatmawati yang mendukung Sukarno dalam memproklamirkan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dinilai Puan tak hanya sekedar pengabdian istri kepada suami, namun juga seorang warga kepada negara dan bangsanya.

ADVERTISEMENTS
ActionLink Hadir Lebih dekat dengan Anda
Berita Lainnya:
PDIP Minta Maaf Soal Kadernya yang Langgar Konstitusi


“Salah satu cerita yang paling menginspirasi dari Ibu Fatmawati adalah bagaimana ia turut menjahit bendera merah putih, yang dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan,” kata mantan Menko PMK ini dalam siaran persnya.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh


Puan mengisahkan, saat itu untuk mendapatkan bahan kain merah dan putih dalam ukuran sebesar bendera bukan lah hal yang mudah. Barang-barang eks impor semuanya berada di tangan Jepang.

ADVERTISEMENTS
Selamat Menunaikan Ibadah Haji bagi Para Calon Jamaah Haji Provinsi Aceh


Untuk mendapatkannya, Fatmawati meminta bantuan  Shimizu, orang yang ditunjuk oleh Pemerintah Jepang sebagai perantara dalam perundingan Jepang-Indonesia. Shimizu lalu mengusahakannya lewat seorang pembesar Jepang, yang mengepalai gudang di Pintu Air di depan eks Bioskop Capitol.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh


Dengan susah payah Fatmawati akhirnya mendapatkan bahan kain itu dan menjahitnya. “Bendera itulah yang berkibar di Pegangsaan Timur saat proklamasi kemerdekaan Indonesia,” kata Puan.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2024
Berita Lainnya:
Puan Sebut Surat Presiden Revisi UU Polri Belum Diterima DPR


Kondisi fisik Fatmawati saat menjahit bendera itupun cukup rentan. Saat itu, Fatmawati sedang hamil tua, dan mendekati kelahiran putra sulungnya, Guntur Soekarnoputra.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat dan Sukses kepada Pemerintah Aceh atas Capai WTP BPK


Fatmawati menjahit bendera itu secara berangsur-angsur dengan mesin jahit Singer yang dijalankan hanya dengan tangan saja. Dokter melarang ia menggunakan kaki untuk menggerakkan mesin jahit.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Fatmawati tak berhenti menjahit bendera itu hingga rampung, karena meyakini Indonesia akan segera merdeka dalam waktu dekat.

ADVERTISEMENTS
Bayar Jalan tol dengan Pencard


“Bagi saya, Ibu Fatmawati adalah sosok yang mempunyai visi dan pandangan jauh ke depan. Atas jasa Beliau, kita bangsa Indonesia memiliki bendera pusaka merah putih yang dijahit dengan tangan Beliau sendiri dan dipersiapkan sebelum Indonesia merdeka,” kata Puan.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا الكهف [30] Listen
Indeed, those who have believed and done righteous deeds - indeed, We will not allow to be lost the reward of any who did well in deeds. Al-Kahf ( The Cave ) [30] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi