Laboratorium lapangan yang didirikan di Desa Panyingkiran, Kabupaten Karawang, menjadi salah satu penanda penelitian dengan pendekatan holosentrik yang telah dilakukan oleh Hermanu bersama para peneliti lainnya.
Selain itu, Safari Gotong Royong yang pernah dilakukan pada tahun 2007 dengan menjangkau 24 kabupaten di Pulau Jawa menjadi wujud nyata dari pengembangan melalui pendekatan riset aksi holosentrik ini.
“Kegiatan Safari Gotong Royong ini menjadi bentuk lain dari laboratorium lapangan. Semangat yang dibangun dalam safari gotong royong adalah mengajak bersama-sama mengembangkan pertanian rasional, memadukan pengalaman petani dengan pengetahuan peneliti dan mendapatkan dukungan dari pemerintah dalam penerapannya,” kata Hermanu.
Hermanu juga menyarankan agar IPB bisa menjadi pioner untuk mengkolaborasikan riset aksi holosentrik ini dengan sistem insentif yang setara dengan dua dharma perguruan tinggi lainnya, yakni pendidikan dan penelitian.
Selama ini, kata dia, IPB sudah merintis berbagai program dan kegiatan seperti Dosen Mengabdi, Dosen Pulang Kampung, IPB Quick Respons, sayangnya sistem insentif yang kaitannya dengan BKD dan SIJ serta syarat kenaikan pangkat masih belum tertata dengan baik.
“Terkadang juga prasyarat penerima hibah dana kegiatan tersebut kurang pas dan kontra produktif. Misalnya jangan sampai apa persyaratan untuk mendapatkan dana dosen pulang kampung adalah harus menghasilkan publikasi bertaraf internasional.”
“Di sinilah IPB bisa menginisiasinya untuk menjadi lebih baik dan utamanya bagaimana ilmu pengetahuan itu bisa benar-benar kembali dan memberikan solusi buat pertanian menjadikan petani Indonesia merdeka” kata Hermanu.
Sumber: Republika