Jumat, 03/05/2024 - 14:38 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Pakar: Harus Ada Skenario Terburuk dari Kebijakan Pelonggaran Masker

ADVERTISEMENTS

Pemerintah tetap harus punya kemungkinan skenario terburuk dari pelonggaran masker.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Pakar kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan, kebijakan pelonggaran masker perlu disikapi pemerintah Indonesia dengan mengintensifkan pengawasan kasus COVID-19 hingga kemungkinan skenario terburuk. “Memang kasus kita sudah melandai dan angka kepositifan serta reproduksi sudah rendah. Di banyak negara juga sudah melonggarkan pemakaian masker di luar ruangan,” kata Tjandra yang juga Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (19/5/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Menurut Yoga, kebijakan baru itu perlu pengawasan secara seksama, di antaranya dengan meningkatkan jumlah tes, sehingga kalau ada kenaikan kasus, kebijakan dapat dievaluasi. Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Asia Tenggara itu juga mendorong perlunya peningkatan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) yang dapat mendeteksi varian baru atau subvarian Omicron, seperti BA.4 dan BA.5 yang sudah terdeteksi di Singapura.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh
Berita Lainnya:
Akademisi USK Dukung Calon Wagub Aceh dari Kalangan Perempuan


“Kita tahu ada tiga kemungkinan skenario varian COVID-19 yang perlu diperhitungkan kalau terjadi di bulan-bulan mendatang,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Skenario yang dimaksud, di antaranya vaksinasi dosis ketiga atau penguat secara berulang untuk meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga keadaan jauh lebih ringan dari sekarang. Namun, ada juga kemungkinan terburuk yang memerlukan skenario mitigasi, yakni saat muncul varian baru yang lebih menular dan meningkatkan derajat keparahan pasien. 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


“Mungkin perlu penyesuaian vaksin. Tentu kita harapkan situasi terburuk itu tidak terjadi,” katanya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Tjandra yang saat ini sedang berada di New York, Amerika Serikat dalam rangka menghadiri agenda wisuda putrinya di Columbia University itu melaporkan pengamatannya terhadap perilaku masyarakat setempat terhadap pelonggaran bermasker. “Di tempat terbuka tidak usah lagi pakai masker, namun tetap saja ada sejumlah orang yang pakai masker. Di ruangan tertutup yang masih harus pakai masker, seperti kereta api dan bus serta ruang lain seperti restoran, tempat pertunjukan, masih ada orang yang tidak pakai masker,” katanya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
DPRK Desak Disdikbud Wajibkan Mata Pelajaran Bahasa Aceh


Salah satu situasi yang menyita perhatian Tjandra di Amerika Serikat, banyak tempat yang memfasilitasi masyarakat setempat untuk mengakses layanan RT PCR secara gratis pada tenda-tenda yang tersedia di ruang publik. “Seperti saat saya berfoto di Forrest Hill New York ini. Artinya, jumlah tes dapat tetap terjaga tinggi, sesuatu hal yang baik kalau kita lakukan di Indonesia,” katanya.


Sementara itu, pada 16 Mei 2022 otoritas Kesehatan New York mengeluarkan kebijakan baru, karena ada higj level of COVID-19 alert berdasarkan jumlah kasus maupun angka masuk rumah sakit. 


“Dikeluarkan advisory yang menyebutkan penggunaan masker di semua ruangan umum tertutup. Ini adalah salah satu bentuk penyesuaian kebijakan yang mungkin juga kita pertimbangkan di hari-hari mendatang, kalau diperlukan,” kata Tjandra.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi