Sabtu, 04/05/2024 - 02:38 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Menlu Jerman: Taliban Bawa Afghanistan ke Kejatuhan

ADVERTISEMENTS

Taliban memimpin Afghanistan menuju kejatuhan.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 ISLAMABAD — Jerman dan Pakistan akan bekerja sama mencegah krisis kemanusiaan di Afghanistan. Kedua negara sepakat, rakyat Afghanistan tidak boleh menjadi korban dari “isolasi” yang diterapkan komunitas internasional terhadap Taliban.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Ketika kami melihat ke seberang perbatasan, situasinya mengerikan. Taliban memimpin negara itu ke dalam kejatuhan. Orang tua tidak tahu bagaimana memberi makan anak-anak mereka. Anak perempuan dirampas haknya atas pendidikan. Perempuan hampir dikecualikan dari partisipasi dalam kehidupan publik, dan semua suara yang berbeda ditekan secara brutal,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Annalena Baerbock dalam konferensi pers bersama Menlu Pakistan Bilawal Bhutto di Islamabad, Selasa (7/6/2022), dikutip Anadolu Agency.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Baerbock meminta komunitas internasional mengirim pesan yang jelas kepada Taliban bahwa mereka menuju ke arah yang salah. “Selama mereka menempuh jalan ini, tidak ada ruang untuk normalisasi dan bahkan pengakuan terhadap Taliban sebagai penguasa sah Afghanistan. Tapi pada saat yang sama, kita tidak dapat meninggalkan rakyat Afghanistan,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Puluhan Mahasiswa Ditangkap Kepolisian Texas Buntut Demo Anti Israel, Wartawan Dibanting dan Diusir


Oleh sebab itu, Jerman, kata Baerbock, berkomitmen untuk terus bekerja mengurangi krisis di Afghanistan dengan menyalurkan bantuan kemanusiaan, terutama untuk anak-anak dan kaum perempuan di negara tersebut. “Sangat penting bagi Taliban untuk mendengar pesan ini. Kami menghadapi bencana kemanusiaan (di Afghanistan) itu sebabnya kami terus memberikan bantuan kemanusiaan,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Hingga saat ini belum ada satu pun negara yang mengakui pemerintahan Taliban. Beberapa negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS), bahkan masih menerapkan sanksi ekonomi terhadap Afghanistan yang kini dipimpin Taliban, Salah satu penyebab tak diakui pemerintahan Taliban adalah karena mereka belum menunjukkan komitmen untuk memenuhi hak-hak dasar warga Afghanistan, terutama bagi kaum perempuan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Bulan lalu, Taliban memerintahkan semua presenter perempuan di stasiun televisi Afghanistan untuk menutupi wajah mereka saat membawakan acara. Taliban menyatakan perintah itu bersifat final dan tidak dapat dinegosiasikan. Pada 7 Mei lalu, Taliban mengumumkan dekret terbaru tentang kewajiban perempuan Afghanistan menggunakan burqa tradisional saat berada di ruang publik. Mereka mengancam akan menghukum kerabat laki-laki dari perempuan yang tidak menaati peraturan tersebut. Kebijakan seperti itu pernah diterapkan Taliban saat mereka berkuasa di Afghanistan pada 1996-2001.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Kunjungan Menlu Iran ke Suriah Bahas Serangan Israel


Sebelumnya Taliban sudah mengumumkan pelarangan bagi kaum perempuan Afghanistan untuk mengendarai mobil. Perempuan Afghanistan pun diminta hanya meninggalkan rumah saat diperlukan. Awal tahun ini, Taliban memutuskan tidak membuka kembali sekolah untuk siswi-siswi di sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Taliban mengingkari janji yang pernah diumumkannya saat berhasil menguasai kembali Afghanistan pada pertengahan Agustus tahun lalu.


Dewan Keamanan PBB telah mengkritik kebijakan-kebijakan Taliban tersebut, Mereka meminta Taliban segera mencabut kebijakan dan praktik yang saat ini membatasi hak asasi manusia (HAM) serta kebebasan mendasar kaum perempuan, termasuk anak perempuan, di Afghanistan.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi