Jumat, 03/05/2024 - 08:23 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Inggris akan Ubah Protokol Perdagangan di Irlandia Utara

ADVERTISEMENTS

Barang dari Inggris ke Irlandia Utara harus melalui pemeriksaan cukai.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 LONDON — Inggris akan menetapkan rencana yang tumpang tindih dengan sejumlah peraturan perdagangan di Irlandia Utara yang ditetapkan usai Brexit. Langkah ini dinilai akan memicu ketegangan dengan Uni Eropa dan mendorong perang dagang.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Selama berbulan-bulan Inggris mengancam akan mengabaikan Protokol Irlandia Utara. Kesepakatan yang mengatur perdagangan di wilayah Irlandia milik Inggris yang ditandatangani pemerintah Perdana Menteri Boris Johnson.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Langkah ini dilakukan untuk mengamankan Brexit dan kesepakatan dagang yang lebih luas antara London dan Brussels. Dalam kesepakatan itu Irlandia Utara masih bagian dari pasar tunggal Uni Eropa.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Berdasarkan kesepakatan tersebut perbatasan Irlandia Utara dengan Irlandia yang merupakan negara anggota Uni Eropa sejak perjanjian damai 1998 dioperasikan dengan terbuka. Tapi barang dari Inggris ke Irlandia Utara harus melalui pemeriksaan cukai.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Kepala Intelijen Militer Israel Mengundurkan Diri, Netanyahu Didesak Ikuti Langkah Serupa


Komunitas pro-Inggris di Irlandia Utara mengatakan hal ini mengikis tempat mereka di Kerajaan Inggris. Menteri Luar Negeri Liz Truss akan menyampaikan legislasi rencana baru ini ke parlemen pada Senin (13/6/2022) ini. Sebelumnya pejabat tertinggi pemerintah Inggris dalam isu Brexit Philip Rycroft mengatakan rencana ini “inti” dari Protokol Irlandia Utara.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


“Ini bukan mengutak-atik protokol, ini cara yang efektif untuk memberi pemerintah Inggris kelonggaran untuk menghapus aspek apa pun dalam protokol yang tidak disukainya,” katanya pada Sky News.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Ketegangan antara London dan Brussels mengenai protokol itu sudah berlangsung selama berbulan-bulan. Menteri-menteri Inggris menuduh Uni Eropa memberlakukan peraturan yang memperumit masalah dan mengancam stabilitas politik di Irlandia Utara.


Sejumlah pihak mengkritik rencana London termasuk perwakilan dari provinsi-provinsi manufaktur, logistik dan penghasil produk susu. Mereka mengatakan tindakan sepihak akan merusak bisnis dan mendorong ketidakpastian baru.


Brussels yakin perubahan sepihak akan melanggar hukum internasional dan mungkin akan meresponnya dengan tindakan hukum dan memberlakukan tarif. Hal itu akan menjadi resiko yang berat bagi Inggris yang sedang dilanda kemerosotan ekonomi dan inflasi hingga 10 persen.

Berita Lainnya:
Menteri Uni Eropa Bahas Ukraina dan Timur Tengah di Luksemburg


Menteri Urusan Irlandia Utara pemerintah Inggris Brandon Lewis bersikeras legislasi rencana baru London sesuai dengan hukum. Legislasi ini diharapkan mengusulkan “jalur hijau” untuk barang dari Inggris ke Irlandia Utara.


Sehingga mengabaikan peraturan yang mencegah provinsi mendapatkan keuntungan dari bantuan pajak dan mengakhiri perang Pengadilan Eropa sebagai satu-satunya penengah. Rencana ini akan menjadi tes bagi Johnson setelah empat dari 10 anggota Partai Konservatif memilih mosi tidak percaya pekan lalu.  


Rencana ini juga akan memicu tanda peringatan bagi Amerika Serikat (AS). Ketua House of Representative AS Nancy Pelosi mengatakan tidak akan ada kesepakatan dagang AS-Inggris bila London mengabaikan Protokol Irlandia Utara.


sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi