Jumat, 26/04/2024 - 15:50 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Sejak Kapan Rendang Punya Agama? Ustadz Adi Hidayat: Sejak Batik Punya Kewarganegaraan

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH – Penceramah kondang Ustadz Adi Hidayat (UAH) memberikan jawaban terkait pertanyaan ‘sejak kapan rendang punya agama?’ Sehingga tak boleh dibuat menggunakan olahan daging babi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Terkait jawaban dari pertanyaan tersebut UAH mengatakan, rendang punya agama sejak batik, calung, dan angklung punya kewarganegaraan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Ada pertanyaan sejak kapan rendang itu punya agama, maka dijawab, apa jawabannya? Sejak batik, calung, angklung punya kewarganegaraan,” jawab UAH melalui channel youtube resminya Adi Hidayat Official dikutip Sabtu 18 Juni 2022.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

UAH mengilustrasikan ketika batik yang menjadi budaya Indonesia diklaim oleh negara lain tentu kita tak terima dengan hal tersebut.

ADVERTISEMENTS

“Kalau batik diklaim sama Malaysia mau tidak? tidak, orang Indonesia akan mengatakan batik itu budaya Indonesia, sudah melekat karena itu tidak ingin diklaim oleh negara-negara lain,” ucap UAH.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
PKS Sudah Siap Berkontestasi dalam Pilkada Jakarta

UAH kemudian kembali menegaskan, bila memang tidak pantas untuk diklaim lantas sejak kapan batik memiliki kewarganegaraannya. 

“Pertanyaannya sejak kapan batik punya kewarganegaraan? Kan sama saja, artinya itu adalah pertanyaan yang tidak berfaedah karena itu sudah menjadi budaya yang melekat,” lanjut UAH.  

UAH juga menambahkan kaidah ushul fiqh bahwa sebuah adat bila sudah melekat maka ia akan menjadi sebuah hukum. 

“Dalam kaidah ushul fiqh dikatakan al adatu muhakkamah kalau sudah melekat, sudah baik dikenal dengan itu maka jadi hukum, kalau sudah jadi hukum maka dikenal oleh masyarakat, kalau berbeda dengan itu maka akan ada sesuatu yang nyeleneh menyimpang,” ucap UAH.  

Berita Lainnya:
Kedubes Iran: Israel Lakukan Pelanggaran Serius

Ustadz yang lahir di Banten ini juga menambahkan tentang falsafah minang yang erat kaitannya dengan syariat Islam. 

“Rendang itu produk masyarakat minang, budaya di minang falsafahnya berbunyi adat bersanding syarah, syarah bersanding kitabullah karena itu setiap yang keluar dari minang lekat dengan syariat walaupun produk makanan,” ucap UAH.  

UAH juga menyebutkan pertanyaan soal agama pada makanan merupakan pertanyaan yang kurang kerjaan.  

“Jadi jangan tanyakan tentang agamanya, kalau bertanya tentang agama pada makanan itu pertanyaan kurang kerjaan,” ujar UAH.

Dalam video tersebut UAH juga berpesan untuk tidak menganggap enteng masalah apapun terlebih sesuatu yang telah menjadi tradisi.  

“Jadi jangan pernah mengecilkan apapun apalagi bila sudah menjadi tradisi,” ujar UAH. (*)

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi