Jumat, 03/05/2024 - 12:31 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AMERIKAINTERNASIONAL

Goldman Sachs: Risiko AS Menuju Resesi Ekonomi Membesar

ADVERTISEMENTS

Ekonomi AS menghadapi rekor inflasi tinggi dan dampak perang Ukraina

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

WASHINGTON — Bank investasi Wall Street, Goldman Sachs memperkirakan 30 persen peluang ekonomi Amerika Serikat menuju resesi selama tahun depan, naik dari 15 persen sebelumnya. Hal itu menyusul rekor inflasi tinggi dan latar belakang ekonomi makro yang lemah karena konflik Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Kami sekarang melihat risiko resesi lebih tinggi dan lebih banyak di depan,” kata ekonom Goldman dalam sebuah catatan pada Senin (20/6/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Perkiraan terbaru muncul sekitar seminggu setelah Federal Reserve AS meluncurkan kenaikan suku bunga terbesar sejak 1994 untuk membendung lonjakan inflasi, dan ketika beberapa bank sentral lainnya juga mengambil langkah agresif untuk memperketat kebijakan moneter.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Media Barat Sempat Buat Narasi Teroris Muslim, Ternyata Ini Identitas Pelaku Teror Sydney


“Kami semakin khawatir bahwa kepemimpinan Fed telah menetapkan standar tinggi dan khusus inflasi untuk memperlambat laju pengetatan,” kata Goldman.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Sementara itu, ekonom di Morgan Stanley, bank investasi Wall Street lainnya pada Selasa (22/6/2022) menempatkan kemungkinan resesi AS untuk 12 bulan ke depan di sekitar 35 persen.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


“Pada titik ini, resesi tidak lagi hanya merupakan risiko ekor mengingat kesulitan Fed dengan inflasi,” kata Morgan Stanley.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Goldman memperkirakan probabilitas kumulatif 48 persen resesi selama dua tahun ke depan dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 35 persen.


“Tebakan terbaik kami adalah bahwa resesi yang disebabkan oleh pengetatan moderat akan menjadi dangkal, meskipun kami bisa membayangkannya berlarut-larut sedikit lebih lama daripada dengan lebih banyak dukungan kebijakan,” ekonom di Goldman menambahkan.

Berita Lainnya:
Usai Veto AS: Arab Tegaskan Dukungannya Rakyat Palestina


UBS juga mengatakan resesi akan dangkal jika itu terjadi, tetapi tidak diperkirakan terjadi di Amerika Serikat atau secara global pada 2022 atau 2023. Goldman, sebelum kenaikan suku bunga Fed, berpendapat bahwa ada cara yang “layak meskipun sulit” untuk menyeimbangkan kembali pasar tenaga kerja dan menurunkan inflasi tanpa resesi.


Elon Musk awal bulan ini mengatakan kepada para eksekutif Tesla Inc bahwa dia memiliki “perasaan yang sangat buruk” tentang ekonomi. Menurutnya, pembuat mobil listrik itu perlu memotong staf dan menghentikan perekrutan.


sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi