Selasa, 07/05/2024 - 17:11 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Rusia: Ada Konsekuensi Negatif di Balik Status Kandidat Ukraina dan Moldova

ADVERTISEMENTS

Uni Eropa memberikan status kandidat kepada Ukraina dan Moldova

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

MOSKOW — Rusia menyatakan keputusan Uni Eropa memberikan status kandidat kepada Ukraina dan Moldova akan memiliki konsekuensi negatif. Menurut Moskow, langkah ini sama dengan “memperbudak” negara-negara tetangga Uni Eropa.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Keputusan untuk memberikan status kandidat kepada Ukraina dan Moldova  adalah simbol dari keinginan Uni Erooa untuk memperluas wilayah ke negara-negara bekas Uni Soviet. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan, langkah itu sebagai upaya untuk merambah lingkup pengaruh Rusia dalam Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) yang terdiri dari negara-negara bekas Soviet.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


“Dengan keputusan untuk memberikan Ukraina dan Moldova status negara-negara kandidat, Uni Eropa telah mengkonfirmasi bahwa mereka secara aktif mengeksploitasi CIS pada tingkat geopolitik, dan menggunakannya untuk ‘menahan’ Rusia. Mereka tidak memikirkan konsekuensi negatif dari langkah seperti itu,” ujar Zakharova.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Rusia dan Jerman Meminta Iran Menahan Diri


Zakharova mengatakan, dengan memperluas ke Ukraina dan Moldova, maka Uni Eropa mengorbankan cita-cita demokrasinya melakui ekspansi tak terkendali dan perbudakan politik, serta ekonomi tetangganya. Moskow mengatakan, mereka perlu mengirim pasukan ke Ukraina untuk mencegah wilayahnya digunakan menyerang Rusia.  

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Para pemimpin Uni Eropa pada Kamis (23/6) secara resmi memberikan status kandidat kepada Ukraina untuk bergabung dengan blok 27 negara itu. Keputusan ini merupakan sebuah langkah geopolitik yang cukup berani dan menjadi momen bersejarah.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Keputusan untuk secara resmi memberikan status sebagai kandidat adalah simbol dari tujuan Uni Eropa untuk menjangkau negara-negara bekas Uni Soviet secara lebih luas. Meski menyandang status kandidat, Ukraina membutuhkan waktu lebih dari satu dekade untuk dapat bergabung dengan Uni Eropa.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Menlu China Kritik AUKUS: Pasifik Bukan Arena Persaingan


“Rakyat Ukraina milik keluarga Eropa. Masa depan Ukraina ada di Uni Eropa. Hari ini menandai awal dari perjalanan panjang yang akan kita jalani bersama,” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell.  


Invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari, mendorong Kiev untuk secara resmi mengajukan status kandidat Uni Eropa. Kemudian Uni Eropa mengambil langkah untuk mempercepat persetujuannya.


“Masa depan Ukraina ada di Uni Eropa” ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam cuitannya di Twitter.


Zelenksyy menyambut keputusan Uni Eropa sebagai “momen unik dan bersejarah”.  Enam tahun setelah Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa, Moldova, juga diberikan status kandidat. Sementara Georgia akan mendapatkan status serupa setelah memenuhi persyaratan. 


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi