Selasa, 28/05/2024 - 13:51 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Filipina Tolak Penggunaan Meriam Air di Laut Cina Selatan

MANILA — Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan negaranya tidak akan menggunakan meriam air atau senjata serang lainnya di Laut Cina Selatan (LCS). Marcos mengatakan hal terakhir yang Filipina tak inginkan adalah meningkatkan ketegangan di perairan strategis itu. “Kami tidak akan mengikuti penjaga pantai dan kapal-kapal Cina untuk melakukan itu,” kata Marcos, Senin (6/5/2024).

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh

Ia menambahkan, misi Angkatan Laut dan penjaga pantai Filipina adalah menurunkan ketegangan. Marcos juga mengatakan tidak ada rencana untuk memasang meriam air ke kapal-kapal Filipina.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

Kedutaan Besar Cina untuk Filipina belum menanggapi permintaan komentar. Pekan lalu Manila memprotes penggunaan meriam air terhadap kapal-kapal Filipina di perairan dangkal di LCS. Filipina menggambarkan langkah kapal-kapal Beijing sebagai pelecehan dan “manuver berbahaya.”

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak
Berita Lainnya:
Jerman Serukan Pencegahan Eskalasi Genosida di Gaza

Cina mengeklaim sebagian besar LCS yang juga diklaim Filipina, Vietnam, Indonesia, Malaysia dan Brunei. Setiap tahunnya LCS dilalui perdagangan internasional senilai 3 triliun dolar AS. Tribunal internasional pada 2016 lalu memutuskan klaim ekspansif Cina tidak memiliki dasar hukum.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Pernyataan Marcos Jr ini disampaikan saat Presiden China Xi Jinping memulai kunjungannya ke tiga negara ke Eropa. Dikutip dari Associated Press, produsen mobil Eropa kalah bersaing dengan kendaraan listrik Cina yang disubsidi.

Para diplomat Eropa juga khawatir tentang dugaan mata-mata Cina di ibu kota Eropa dan perdagangan pertahanan Cina dengan Rusia yang sedang berperang dengan Ukraina. Namun, Eropa dan Cina memiliki hubungan ekonomi yang besar – perdagangan Uni Eropa-Cina diperkirakan mencapai 2,3 miliar euro per hari.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Badan Ranjau PBB: Reruntuhan Gaza Jauh Lebih Banyak dari Ukraina 

Tampaknya Xi bertekad untuk membangun kembali dan memperdalam hubungan dengan para pemimpin Eropa setelah sempat merenggang selama pandemi Covid-19. Xi memulai kunjungannya ke Prancis, Ahad (5/5/2024). Presiden Prancis Emmanuel Macron ingin Eropa memiliki lebih banyak kemandirian ekonomi dan strategis dari kekuatan dunia lainnya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Kemudian presiden China menuju ke Serbia dan Hungaria, keduanya dipandang sebagai negara yang ramah terhadap Cina dan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, serta penerima investasi besar dari Cina.

ADVERTISEMENTS

Perjalanan Xi akan diawasi dengan ketat di Washington untuk melihat tanda-tanda berkurangnya dukungan Eropa untuk tujuan-tujuan kebijakan luar negerinya. Pada saat yang sama, ada ketidakpastian yang meningkat di Eropa tentang dukungan AS di masa depan untuk sekutu trans-Atlantik.

ADVERTISEMENTS

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi