Jumat, 03/05/2024 - 20:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Penderita Radang Usus Berisiko Sembilan Kali Lipat Alami Depresi

ADVERTISEMENTS

Radang usus disebut sangat mempengaruhi kesehatan mental.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD) tampaknya tak hanya mempengaruhi kesehatan saluran pencernaan, tetapi juga kesehatan mental. Menurut studi terbaru, kondisi IBD tampak berkaitan dengan peningkatkan risiko depresi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


IBD pada dasarnya merupakan sebuah istilah yang memayungi beragam gangguan peradangan kronis di saluran pencernaan. Beberapa jenis IBD adalah kolitis ulseratif dan penyakti Crohn.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Kaitan antara IBD dan risiko depresi ini disoroti dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan pada Journal of Gastroenterology and Hepatology. Studi ini mengungkapkan bahwa penderita penyakit Crohn atau jenis IBD lainnya memiliki risiko sembilan kali lebih besar untuk mengalami depresi.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Content creator asal Toronto, Renee Welch, merupakan salah satu penderita IBD yang merasakan bahwa penyakit tersebut turut mempengaruhi kesehatan mentalnya. Welch mengungkapkan bahwa penyakit ini membuatnya menghabiskan cukup banyak waktu dengan keluar-masuk rumah sakit semasa kecil.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
DPRK Finalisasi Raqan Pembangunan Kepemudaan


Tak hanya itu, IBD membuat Welch mengalami beragam gejala yang sangat mengganggu kualitas hidupnya saat remaja. Beberapa gejala tersebut adalah kram, diare, perdarahan dubur, penurunan berat badna, dan demam.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


“Saya melalui banyak waktu yang muram. Saya hanya ingin merasa noral, dan saya tidak tahu siapa pun yang memahami apa yang saya lalui,” ujar wanita berusia 35 tahun tersebut kepada The Healthy @Reader’s Digest, seperti dilansir The Healthy, Senin (11/7/2022).

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Menurut peneliti dan ahli gastroenterologi dari Keck School of Medicine di University of Southern California, Bing Zhang MD, hubungan antara IBD dan depresi ini turut menyoroti peran dari axis usus-otak. Zhang mengatakan usus dipenuhi oleh ujung saraf yang berkomunikasi dengan otak.


Berkaitan dengan hal itu, Zhang mengatakan ada hubungan dua arah di antara usus dan otak. Artinya, bukan bukan hanya IBD saja yang bisa meningkatkan risiko depresi, tetapi depresi juga bisa meningkatkan risiko IBD. Berdasarkan studi, penderita depresi memiliki kemunkinan dua kali lebih besar untuk mengalami IBD.

Berita Lainnya:
Perlukah Wanita Punya Me Time Ketika Sudah Jadi Ibu?


Psikiater Shawna Newman MD dari lenox Hill Hospital mengungkapkan bahwa banyak penyakit kronis yang menunjukkan perbaikan ketika gejala depresi yang muncul diobati. Depresi biasanya diobati dengan obat-obatan seperti obat peningkat serotonin. Obat seperti ini juga memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu masalah kesehatan kronis. Hal lain yang dapat membantu mengatasi depresi adalah psikoterapi.


Terapi tambahan yang dinilai turut bermanfaat adalah melakukan kegiatan secara mindfulness, meditasi, yoga, hingga terapi dengan kesenian. Cara lain yang juga dianjurkana dalah menjaga hidrasi karena penderita IBD berisiko lebih besar terhadap dehidrasi dan dehidrasi bisa memberikan dampak kurang baik terhadap suasana hati.


Hal lain yang tak boleh dilupakan adalah mengobati hal yang mempengaruhi risiko depresi, dalam kasus ini adalah IBD. Kondisi IBD perlu dikelola dengan baik agar tak memicu munculnya depresi atau kecemasan, tertuama di saat gejala IBD muncul secara berkepanjangan atau kekambuhan terjadi secara berulang dan sering.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi