Jumat, 26/04/2024 - 23:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Cancer Research UK: Suplemen Populer Ini Ada Kaitannya dengan Kanker Prostat

ADVERTISEMENTS

Masyarakat disarankan penuhi asupan zat gizi dari makanan alami alih-alih suplemen.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Tubuh memerlukan selenium untuk membantu sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik, serta mendukung reproduksi. Seseorang bisa memenuhi kebutuhan selenium hariannya dengan menyantap makanan yang bervariasi dan seimbang, namun tidak demikian dengan suplemen selenium.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Penelitian terbaru mengungkap bahwa suplemen selenium yang populer telah dikaitkan dengan risiko perkembangan kanker prostat. Itu sebabnya lebih disarankan mendapatkan selenium dari makanan alami daripada suplemen yang tidak sepenuhnya murni.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Jepang Tarik Suplemen Penurun Kolesterol Ini dari Peredaran, Benarkah Sebabkan Kematian?

“Beberapa percobaan melaporkan insiden kanker prostat tingkat tinggi dan diabetes tipe dua yang lebih tinggi pada orang yang mengonsumsi suplemen selenium,” ujar Cancer Research UK, dikutip dari laman Express, Selasa (26/7/2022).

ADVERTISEMENTS

Berkebalikan dari itu, studi lain justru menjumpai sebaliknya. Metaanalisis yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports menyimpulkan bahwa paparan selenium tinggi mungkin memiliki efek berbeda pada jenis kanker tertentu.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
KONI Aceh Optimis PON 2024 Berjalan Sukses

“Selenium menurunkan risiko kanker payudara, kanker paru-paru, kanker esofagus, kanker lambung dan kanker prostat, tetapi tidak terkait dengan kanker kolorektal, kanker kandung kemih, dan kanker kulit,” kata peneliti.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi