Jumat, 17/05/2024 - 01:05 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Jam Tangan Hitler Laku Dijual Seharga Rp16 Miliar, Tuai Kecaman dan Dianggap Kontroversial

BANDA ACEH – Sebuah jam tangan yang dikatakan milik pemimpin Nazi Adolf Hitler telah terjual seharga USD1,1 juta (Rp16 miliar) di sebuah lelang di Amerika Serikat (AS).

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Arloji Huber, yang dijual ke penawar anonim, menunjukkan swastika dan memiliki inisial AH terukir di atasnya.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Para pemimpin Yahudi mengutuk pelelangan menjelang penjualan di Alexander Historical Auctions di Maryland.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Namun rumah lelang – yang telah menjual memorabilia Nazi di masa lalu – mengatakan kepada media Jerman bahwa tujuannya adalah untuk melestarikan sejarah.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Berbicara kepada pers Jerman sebelum penjualan, Alexander Historical Auctions mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk melestarikan sejarah, dan sebagian besar barang yang terjual disimpan dalam koleksi pribadi atau disumbangkan ke museum Holocaust.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Apakah sejarah baik atau buruk, itu harus dilestarikan,” kata Wakil Presiden Senior Mindy Greenstein kepada Deutsche Welle.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Jika Anda menghancurkan sejarah, tidak ada bukti bahwa itu terjadi,” lanjutnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
Aturan Haji Tahun Ini Diperketat, Begini Penjelasannya

Dokumen yang disediakan oleh rumah lelang menyatakan bahwa mereka tidak dapat memberikan bukti bahwa Hitler benar-benar memakai jam tangan tersebut. Tetapi penilaian oleh seorang spesialis independen menyimpulkan bahwa “kemungkinan besar” itu miliknya.

ADVERTISEMENTS

Deutsche Welle melaporkan meskipun jam tangan tersebut terjual lebih dari USD1,1 juta (Rp16 miliar), namun jam tersebut jauh dari perkiraan awal rumah lelang sebesar USD2 juta (Rp30 miliar) hingga USD4 juta (Rp60 miliar).

ADVERTISEMENTS

Adolf Hitler diketahui memimpin Nazi Jerman antara 1933 dan 1945, mengatur pembunuhan sistematis sebanyak 11 juta orang – enam juta di antaranya dibunuh karena mereka adalah orang Yahudi.

Katalog produk untuk jam tangan tersebut mengatakan bahwa jam tersebut kemungkinan diberikan sebagai hadiah ulang tahun kepada pemimpin fasis pada 1933, tahun ketika ia menjadi Kanselir Jerman.

Sebuah penilaian oleh rumah lelang menyebutkan bahwa jam tangan itu diambil sebagai suvenir ketika sekitar 30 tentara Prancis menyerbu Berghof, tempat peristirahatan gunung Hitler pada Mei 1945.

Berita Lainnya:
Nadiem Harus Tanggung Jawab soal Banyak Guru Terjerat Pinjol

Jam tangan tersebut kemudian diperkirakan dijual kembali dan diturunkan melalui beberapa generasi hingga sekarang.

Item lain dalam pelelangan termasuk gaun milik istri Hitler, Eva Braun, foto-foto bertanda tangan pejabat Nazi dan kain kuning Bintang Daud bertuliskan kata “Jude”, yang merupakan bahasa Jerman untuk orang Yahudi. Selama holocaust, Nazi memaksa orang-orang Yahudi untuk memakai pengenal kuning sebagai ban lengan atau lencana, dengan maksud untuk mengisolasi dan melecehkan mereka.

Sebuah surat terbuka yang ditandatangani oleh 34 pemimpin Yahudi menggambarkan penjualan itu sebagai “menjijikkan” dan meminta barang-barang Nazi ditarik dari pelelangan.

Rabbi Menachem Margolin, Ketua Asosiasi Yahudi Eropa mengatakan transaksi itu memberikan “bantuan bagi mereka yang mengidealkan apa yang diperjuangkan partai Nazi”.

“Meskipun jelas bahwa pelajaran sejarah perlu dipelajari – dan artefak Nazi yang sah memang termasuk di museum atau tempat-tempat pendidikan tinggi – barang-barang yang Anda jual jelas tidak,” tulisnya.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi