Minggu, 05/05/2024 - 13:39 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

IN-DEPTH

Salman Rushdie, Ayat Ayat Setan, Pesulap Merah, dan Para Pengabdi Setan Era Milenial

ADVERTISEMENTS

Film-film non-horor/non-mistik yang berhasil tembus 5 Besar hanya drama keluarga Ngeri-Ngeri Sedap (2,8 juta penonton, #2) dan drama psikologi Kukira Kau Rumah (2,2 juta penonton, #3).

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Sedangkan yang mampu menembus 10 Besar, menyelinap di antara dominasi film horor dan mistik, adalah drama romantis Dear Nathan: Thank You Salma (754 ribu penonton, #6) dan drama komedi Gara-gara Warisan (574 ribu penonton, #7).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Film-film non-horor/non-mistik lainnya justru terpental dari 10 Besar, seperti drama keluarga Keluarga Cemara 2 (400 ribu penonton, #12), drama religi Cinta Subuh (339 ribu penonton, #13), dan drama motivasional Ranah 3 Warna (150 ribu penonton, #17).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Nasib kurang beruntung dialami film Naga Naga Naga yang merupakan sekuel ketiga dari Nagabonar (1986) dan Nagabonar Jadi 2 (2007). Film yang disutradarai dan dibintangi sineas kawakan Deddy Mizwar ini malah gagal menembus  20 Besar dalam raihan penonton meski bermodal nama besar Nagabonar.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Tanda” apakah yang bisa kita baca dari fenomena ini? 

Dari film, kita mengancik pada “tanda” kedua yang juga sedang viral di tanah air, yakni perseteruan sengit antara Pesulap Merah (nama pentas Marcel Radhival) versus Samsudin Jadab, pemilik padepokan Nur Dzat Sejati, yang dipanggil Gus Samsudin oleh para pendukungnya. Awal perseteruan adalah perang konten antara keduanya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Samsudin kerap mempromosikan kemampuan supranaturalnya dengan mengaku bisa menyembuhkan beragam penyakit misterius yang ditengarai berasal dari teluh dan santet. Hasilnya, padepokan milik Samsudin di Blitar laris manis dikunjungi pasien dari berbagai penjuru tanah air. Membludak. Namun Marcel membuat konten tandingan yang menunjukkan semua pengobatan ala Samsudin hanyalah trik sulap belaka yang bisa dipelajari siapa saja.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Marcel membongkar cara menempatkan paku bisa ada di dalam buah kelapa, keris yang bisa berdiri, atau keris petir yang bisa menyala tiba-tiba pada ujungnya, serta trik-trik lain yang lazim digunakan paranormal dan menyihir masyarakat awam.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Magician Marcel Radhival. Pesulap Merah terlibat perseteruan dengan Gus Samsudin Jadab. FOTO/istimewa

Rupanya konten Marcel mendulang penonton lebih banyak sehingga posisi Samsudin tersudut. Marcel juga bernyali menjawab tantangan Samsudin agar datang ke padepokannya di Blitar. Namun saat Marcel datang ke sana untuk bertemu Samsudin, dia dan timnya tak diperbolehkan masuk padepokan oleh pengacara Samsudin dan para santri Padepokan Nur Dzat Sejati.

Kisruh yang tersebar lewat rekaman video di medsos ini membuat dukungan publik terhadap Marcel semakin melonjak.

Singkat cerita, Pemkab Blitar kemudian menutup padepokan Samsudin akibat makin tingginya gelombang protes masyarakat.

Apa yang menyebabkan Marcel, 26 tahun, berani membongkar trik-trik Samsudin? Apakah dia tak takut disantet?

Saat Deddy Corbuzier menanyakan itu pada tayangan Youtube “Close The Door”, Marcel menjawab tenang, “Saya tidak berpikir tentang kehidupan di dunia ini, tetapi kehidupan berikutnya. Lebih berbahaya bagi saya jika nanti tuhan saya, Allah Azza wa Jalla, menanyakan kenapa kamu tidak menyampaikan apa yang sudah Aku titipkan kepadamu tentang rahasia perdukunan?”

Perkembangan terbaru kasus ini adalah Persatuan Dukun Indonesia melalui pengurus DKI melaporkan Pesulap Merah ke Polres Metro Jakarta Selatan dengan tuduhan menghina profesi dukun dan mencemarkan nama baik mereka.

Kembali pada Samsudin, pada salah satu videonya yang merupakan cuplikan acara “Tanya Dokter Richard”, Samsudin membacakan dua ayat terakhir Surat An Nas (“ alladzi yuwaswisu fi sudhurinnas/minal jinnati wa naas”) kepada dokter Richard Lee yang memandu acara. Samsudin menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dua ayat itu sebagai, “Allah tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaNya.”

Ini kesalahan serius tersebab terjemahan versi Samsudin itu berasal dari Surat Az Zariyat (51) ayat 56. Sedangkan terjemahan dua ayat terakhir Surat An Nas yang benar adalah “yang membuat waswas di hati manusia/dari golongan jin dan manusia”.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2 3

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi