Minggu, 05/05/2024 - 03:35 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Pengidap Diabetes Perlu Waspadai 14 Tanda Ini di Kakinya

ADVERTISEMENTS

Pengidap diabetes perlu memeriksa kakinya setiap hari.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Kaki pengidap diabetes cenderung lebih rentan untuk mengalami beberapa masalah, seperti neuropati diabetik dan penyakit arteri perifer (PAD). Kerusakan pada kaki ini biasanya akan diikuti oleh serangkaian tanda dan gejala.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Diabetes UK mengungkapkan bahwa ada 14 gejala pada kaki yang perlu diwaspadai oleh pengidap diabetes dan diperiksakan ke dokter. Berikut ini adalah 10 gejala di antaranya:

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


1. Sensasi kesemutan atau seperti mati rasa

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


2. Nyeri (terbakar)

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


3. //Dull ache// atau nyeri yang memunculkan rasa tak nyaman namun tak terlalu parah

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


4. Kulit kaki tampak mengkilap dan halus

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


5. Bulu kaki rontok atau menipis


6. Hilangnya rasa pada kaki


7. Kaki bengkak


8. Kaki tidak mengeluarkan keringat


9. Luka atau borok sulit sembuh


10. Kram di betis saat istirahat atau berjalan

Berita Lainnya:
Panduan Porsi Makan Sehat Jaga Gula Darah Stabil Usai Lebaran


Selain itu, Diabetes UK juga mengungkapkan bahwa ada empat gejala lain yang patut diperhatikan. Bila mengalami keempat gejala ini, pengidap diabetes perlu segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kaki. Berikut ini adalah keempat gejala tersebut, seperti dilansir Diabetes UK, Rabu (17/8/2022):


1. Perubahan pada warna atau bentuk kaki


2. Kaki terasa dingin atau panas


3. Ada luka atau lepuh yang terlihat di kaki, namun tak bisa dirasakan


4. Keluar bau tak sedap dari luka terbuka


Menurut para ahli, pengidap diabetes perlu memeriksa kondisi kaki mereka setiap hari. Bila menyadari ada sesuatu yang berubah atau terasa tak biasa, tak ada salahnya untuk menanyakan hal tersebut kepada dokter.


Mengapa harus periksa kaki?


Pengidap diabetes cenderung lebih sering dirawat di rumah sakit akibat luka pada kaki dibandingkan komplikasi lainnya. Mereka juga memiliki risiko 20 kali lebih tinggi untuk membutuhkan amputasi akibat kerusakan pada kaki.


Oleh karena itu, pengidap diabetes dianjurkan untuk memeriksa kaki mereka secara rutin setiap hari. Dengan begitu, masalah pada kaki diabetesi bisa ditemukan dan ditangani secara cepat sebelum menjadi lebih serius.

Berita Lainnya:
Gula Darah dan Kolesterol tak Terkontrol Berisiko Timbulkan Serangan Stroke


Pemeriksaan kaki penting dilakukan karena kaki pengidap diabetes bisa kehilangan sensasi rasa. Hal ini dapat membuat mereka tak sadar bila ada luka, lepuh, atau spot kemerahan di kaki mereka. Bila dibiarkan, kondisi-kondisi tersebut dapat memicu terjadinya infeksi.


Mengenal diabetes


Secara umum, ada dua jenis diabetes yang paling sering, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi ketika pankreas tak bisa memproduksi insulin. Sedangkan diabetes tipe 2 terjadi ketika sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin, sehingga dibutuhkan jumlah insulin yang lebih besar untuk bisa menjaga gula darah dalam kadar yang normal.


Pengidap diabetes dianjurkan untuk memantau kadar gula darah mereka secara berkala. Untuk memantau kontrol gula darah, mereka juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kadar HbA1c. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan kondisi kadar gula darah pasien dalam kurun waktu tiga bulan ke belakang. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi