Senin, 06/05/2024 - 09:26 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Nasib Mengenaskan Manuskrip Timbuktu

ADVERTISEMENTS

Pada masa kejayaannya, Timbuktu menjadi tempat yang sarat dengan buku-buku berharga.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Pada masa kejayaannya, Timbuktu menjadi tempat yang sarat dengan buku-buku berharga. Ratusan ribu manuskrip itu dihiasi dengan kaligrafi dan ilustrasi yang indah.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Bukan hanya ilmu agama, manuskrip itu memuat beragam ilmu pengetahuan. Mulai dari arsitektur, astronomi, ekonomi, geografi, matematika, puisi, musik, obat-obatan, tata bahasa, bahkan hak-hak perempuan. Sebagian besar naskah ditulis dalam bahasa Arab, tapi bahasa Afrika, seperti Songhai, Tamasheq, dan Bambara juga digunakan. Naskah tertua dibuat pada 1204.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Selama bertahun-tahun, naskah-naskah tersebut dijaga oleh beberapa keluarga di Timbuktu. Manuskrip-manuskrip itupun diwariskan secara turun-temurun. Namun, menjaga manuskrip-manuskrip berharga itu bukanlah sesuatu yang mudah.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Tali Silaturahmi Putus Gara-Gara Rebutan Harta Warisan, Begini Akibatnya


Apalagi ketika Mali berada di bawah kekuasaan kolonial Prancis dan pendidikan bahasa Arab di negara itu meredup, penghargaan terhadap manuskrip abad pertengahan itu pun menurun. Bahkan, ada beberapa orang yang rela menjual naskah-naskah tersebut.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Majalah Time pernah menurunkan tulisan tentang seorang imam yang membeli empat naskah kuno Timbuktu seharga 50 dolar AS per naskah. Sementara pada Oktober 2008, salah satu keluarga kebanjiran dan kehilangan 700 manuskrip.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Pada 1970, UNESCO mendirikan sebuah organisasi yang bertugas melestarikan naskah-naskah tersebut. Sayangnya, langkah itu tak kunjung mendapat bantuan dana.  Pada 1998, guru besar dari Universitas Harvard Henry Louis Gates mengunjungi Timbuktu untuk membuat serial berjudul ”Keajaiban Dunia Afrika”. Di luar dugaan, serial ini berhasil membangkitkan kesadaran publik dan akademisi mengenai pentingnya naskah-naskah kuno Timbuktu. Serial itu juga berhasil memancing datangnya  kucuran dana.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Islam Anjurkan Giat Cari Rezeki, Tapi Bukan Untuk Bermegah-megahan


Upaya untuk melestarikan manuskrip Timbuktu juga dilakukan oleh Universiti Oslo. Proyek yang berlangsung pada 2000-2007 dibiayai oleh Kerajaan Luxembourg. Universitas Cape Town, Afrika Selatan juga pernah melakukan proyek serupa. 


sumber : Islam Digest

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi