Kamis, 23/05/2024 - 12:26 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

PM Jepang Minta Maaf Atas Hubungan Anggota Partai dengan Gereja Unifikasi

PM Jepang meminta maaf atas kegiatan yang berhubungan dengan Gereja Unifikasi

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

TOKYO – Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan politisi memiliki kewajiban untuk berhati-hati tentang hubungan mereka dengan organisasi mana pun. Ia juga meminta maaf atas kegiatan yang dilaporkan anggota partainya sendiri dengan Gereja Unifikasi.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Sebagai ketua partai, saya menyampaikan permintaan maaf yang tulus,” kata Kishida pada konferensi pers, Rabu (31/8/2022).

Ia pertama kali muncul dari karantina Covid-19 pada Rabu setelah tertular virus awal bulan ini. Terkuaknya hubungan anggota parlemen dari Partai Demokrat Liberal dengan gereja menjadi masalah bagi Kishida.

Berita Lainnya:
Kelompok HAM: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di Eropa Alami Penindasan

Ini juga telah memicu ketegangan oposisi terhadap pemakaman kenegaraan yang direncanakan untuk mantan perdana menteri Shinzo Abe yang terbunuh. Seperti diberitakan sebelumnya terduga pembunuh Abe memiliki dendam terhadap gereja, yang secara resmi disebut Federasi Keluarga untuk Perdamaian dan Penyatuan Dunia. Terduga pembunuh menuduh gereja itu membuat ibunya bangkrut, dan menyalahkan Abe karena mempromosikannya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Jerman Berencana Kembali Menyalurkan Dana ke UNRWA

Gereja Unifikasi didirikan di Korea Selatan pada 1950-an dan dikenal dengan pernikahan massalnya. Gereja itu selama bertahun-tahun menghadapi pertanyaan tentang bagaimana mereka meminta sumbangan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Pemerintah mengatakan pemakaman Abe, yang akan diadakan pada 27 September di aula Nippon Budokan Tokyo, akan menelan biaya sekitar 250 juta yen (1,8 juta dolar AS), tidak termasuk pengeluaran untuk keamanan dan penerimaan pejabat luar negeri.


sumber : Reuters

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi