Senin, 06/05/2024 - 06:47 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

2 Tipe Umat Islam yang Berpotensi Picu Kerusakan Agama, Siapa Mereka?   

ADVERTISEMENTS

Kerusakan agama bisa diakibatkan pemahaman dan pengamalan yang keliru

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA – Seorang ulama asal Lebanon, Syekh Musthafa al-Ghalayain (1885-1944 M) mengungkapkan bahwa kerusakan agama timbul dari dua tipe orang. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Tipe yang pertama adalah orang yang menduga agama Allah SWT itu mengharuskan untuk menjauhi dunia.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Dalam kitabnya yang berjudul “Izhatun Nasyi’in“, Syekh Musthafa menjelaskan bahwa tipe orang yang seperti ini mengira berpaling dari dunia sangatlah berguna. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Tapi, seandainya didatangkan kepadanya seribu dirham, ia segera melepaskan ketakwaannya dan meninggalkan kewaraannya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Syekh Musthafa menuturkan, ia bukanlah orang yang zuhud dan menjauhi dunia, melainkan orang yang menganggap berusaha dapat mematahkan tulangnya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Sehinggga ia takut untuk bekerja karena dapat membuat kakinya berdarah. Ia mengira yang harus dilakukan hanya bersantai saja.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Menurut Syekh Musthafa, seseorang yang memakai kain wol (shuf) dan suka berpakaian penuh tambalan bukanlah dianggap orang yang zuhud terhadap dunia. 

Berita Lainnya:
Kisah Wanita yang Baru Tahu Suaminya adalah Intelijen untuk Israel


“Namun, orang yang zuhud terhadap dunia adalah orang yang mampu menahan diri dari hidup bersenang-senang dan enggan menjadi orang yang hina,” jelasnya dikutip dari terjemahan kitab Izhatun Nasyi’in, “Hidup Seringkali Tidak Baik Baik Saja, Tapi Kita Bisa Menghadapinya” terbitan Turos Pustaka.


Sedangkan tipe orang kedua yang dapat merusak agama adalah orang yang mengajak pada kebatilan atas nama agama, mengkafir-kafirkan selainnya, menganggap bid’ah atau fasik orang lain, agar masyarakat awam menilainya sebagai orang yang agamis.


“Padahal sebenarnya ia orang yang jauh dari ajaran agama, layaknya jarak langit dari bumi,” kata Syekh Musthafa, yang dikenal juga sebagai sastrawan dan pakar bahasa Arab.


Dia pun mengimbau kepada generasi muda saat ini untuk selalu waspada terhadap kedua tipe orang tersebut. 


“Waspadalah anak-anak muda yang baik terhadap kedua tipe orang ini. Mereka adalah ancaman yang membahayakan agama,” ucap Syekh Musthafa.

Berita Lainnya:
Mencari Hakikat Harta Karun? Simak Kisah Orang Kaya Sombong dari Bani Israil


Dia menjelaskan, agama adalah cahaya. Sedangkan perbuatan kedua tipe orang tersebut adalah kegelapan. Agama juga merupakan kebenaran. Sedangkan perbuatan kedua orang tersebut adalah kebatilan.


 Agama adalah mengajak pada pembangunan. Sedangkan apa yang diserukan oleh kedua orang tersebut adalah penghancuran.


“Jangan menduga bahwa agama adalah sesuatu yang disampaikan oleh keinginan hawa nafsu. Agama bukanlah yang mengandung bid’a-bid’ah seperti itu. Agama Allah adalah cahaya yang berkilau. Alam semesta menjadi terang tatkala agama memancarkan sinarnya. Penacaran kemuliaan agama membelah kegelapan hingga terbitlah cahaya,” jelas Syekh Musthafa.


Dia juga berpesan kepada anak-anak muda agar selalu berpegang teguh terhadap agama, dan jangan biarkan orang-orang berbuat sesuatu atas nama agama, padahal apa yang mereka perbuat jauh dari ajarannya. Dengan begitu, kata Syekh Musthafa, anak muda akan berhasil menggapai kebahagiaan dan kebaikan dunia maupun akhirat.    

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi