Senin, 06/05/2024 - 18:41 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Perlukah Mencuci Buah dan Sayur Sebelum Dimakan?

ADVERTISEMENTS

Mencuci atau merendam buah dan sayuran akan membantu membunuh serangga.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Sebuah video kutu daun di atas semangkuk brokoli viral di Tiktok. Tayangan ini mendorong pengguna untuk mencuci buah dan sayuran mereka sebelum memakannya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Dengan judul “ketidaktahuan adalah kebahagiaan”, klip berdurasi 12 detik itu menunjukkan kutu daun bersembunyi di sudut dan celah sayuran, serta mengambang di air di sekitarnya. Meskipun mencuci produk dapat menyingkirkan kutu daun dan binatang melata lainnya, tetapi dapatkah hal itu menghentikan Anda dari sakit?

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Seperti yang ditunjukkan video Ansley, mencuci atau merendam buah dan sayuran akan membantu membunuh serangga, serta menghilangkan kotoran dan pestisida. Menurut profesor keamanan pangan di University of Florida, Keith Schneider, serangga yang tidak terlihat itulah yang membuat seseorang sakit.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


“Itu mikroba. Mikroorganisme patogen, salmonella, listeria dan E coli,” kata Schneider dilansir Newsweek, Sabtu (3/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Nagita Slavina Berbagi Makanan Bekas Gigitannya, Dokter Ungkap Cara Hormati Orang Lain


Namun, Schneider percaya bahwa mencuci makanan memang memiliki kelebihan. “Banyak orang tidak mau makan (serangga). Mencuci juga menghilangkan pasir, debu, pupuk, dan lainnya; yang membuatnya lebih enak,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Bagaimana cara menghilangkan mikroba pada makanan? Jika bakteri atau virus telah menginfeksi makanan, maka tidak banyak yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya. “Penyakit bawaan makanan sulit dihilangkan. Itulah mengapa kami berkonsentrasi pada tindakan pencegahan di sini di AS,” kata Schneider.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Banyak orang khawatir tentang pestisida, tetapi mereka dapat membunuh mikroorganisme ini tanpa membahayakan manusia. “Pestisida harus disetujui untuk digunakan, setidaknya di AS. Mereka dapat mengurangi tingkat mikroba pada permukaan buah atau sayuran,” kata dia.


Apa penyakit bawaan makanan yang umum yang harus diwaspadai?


Schneider memperkirakan, 50 persen penyakit bawaan makanan di AS disebabkan norovirus. Sangat menular, norovirus menyebabkan muntah, diare, dan sakit perut.

Berita Lainnya:
Kecanduan Free Fire Sampai Tantrum, Apakah Bocil Pasti Korban Salah Asuh?


Anda dapat tertular norovirus dengan mengonsumsi makanan terkontaminasi, menyentuh permukaan terkontaminasi, atau dari orang terinfeksi. Karena tidak mematikan, norovirus jarang mendapat banyak berita, tidak seperti wabah E coli atau salmonela yang lebih menakutkan, tetapi lebih jarang.


“Sekitar 300 hingga 500 orang meninggal setiap tahun karena salmonela. Dari sejuta kasus,” kata dia.


Dalam hal penyakit bawaan makanan, Anda jauh lebih mungkin menemukan virus atau bakteri pada daging mentah dibandingkan buah atau sayuran. Proses memasak menghancurkan banyak penyakit bawaan makanan, sedangkan buah dan sayuran sering dimakan mentah.


Meskipun ada penyakit bawaan makanan segar, Schneider menyarankan untuk tidak menghilangkan buah dan sayuran mentah dari makanan. “Manfaatnya lebih besar daripada potensi kemungkinan sakit. Di AS, kemungkinan Anda mati karena makan mungkin sama seperti memenangkan lotre,” ujarnya.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi