Jumat, 26/04/2024 - 12:06 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Tuduh Islamofobia, Federasi Mahasiswa Muslim Inggris Ancam Pisahkan Diri

ADVERTISEMENTS

Federasi Mahasiswa Muslim Inggris ancam pisah dari Persatuan Mahasiswa Nasional.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

LONDON — Federasi Masyarakat dan Mahasiswa Islam Inggris (Fosis), sebuah badan nasional untuk mahasiswa Muslim di Inggris, telah mengancam akan meluncurkan kampanye disafiliasi terhadap Persatuan Mahasiswa Nasional (NUS) di negara itu. Langkah ini dilakukan setelah NUS menangguhkan presiden terpilihnya, Shaima Dallali.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Awal tahun ini, mahasiswa Yahudi menuduh Dallali antisemitisme dan homofobia atas tweet lama yang dia posting. Dallali kemudian membantah klaim tersebut dan menyambut baik penyelidikan yang dipimpin QC atas masalah tersebut.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Dilansir dari Middle East Eye, Jumat (2/9/2022), NUS dikritik karena telah menangguhkan presiden terpilih untuk pertama kalinya dalam seratus tahun sejarahnya. Fosis mengatakan akan mendesak anggotanya untuk meluncurkan kampanye disafiliasi di seluruh Inggris terhadap badan nasional tersebut.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Perhatikan Syarat dan Ketentuan Jamak Sholat Selama Lakukan Perjalanan Jauh Mudik Lebaran 


Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Jumat malam, Fosis mengatakan NUS memiliki rekam jejak gagal membantu mahasiswa Muslim bertindak dalam posisi terpilih dalam organisasi dan serikat mahasiswa di seluruh negeri.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


“Selama bertahun-tahun, Fosis telah menangani kasus-kasus Islamofobia yang meresahkan yang dialami oleh Masyarakat Islam. Baik kepada mahasiswa Muslim yang lebih luas baik di Perguruan Tinggi maupun Pendidikan Lanjutan,” kata Fosis dalam sebuah pernyataan.


“Apa yang dialami Shaima adalah perluasan yang jelas dari Islamofobia institusional dalam sektor pendidikan, dan jelas bahwa sikap NUS terhadap Shaima adalah manifestasi dari penindasan ini,” tambahnya.


Setelah pemilihannya, Dallali, seorang wanita Muslim kulit hitam keturunan Tunisia, mengatakan kepada Guardian bahwa dia mengkhawatirkan keselamatannya setelah menerima banyak pelecehan dan ancaman online. Sebelum dia terpilih sebagai presiden NUS, Dallali menjabat sebagai presiden di City University di London.

Berita Lainnya:
Mengapa Kurma Menjadi Menu Sunnah untuk Berbuka Puasa?


Dallali kemudian terpilih sebagai presiden NUS pada konferensi nasional terakhir badan tersebut, yang dihadiri ratusan delegasi dari seluruh Inggris untuk memilihnya. Dia akan memulai peran barunya pada Juli, dan bertugas di posisi itu untuk masa jabatan dua tahun.


Pada Mei, setelah pemilihan Dallali, menteri pendidikan pemerintah Inggris mengatakan akan memutuskan hubungan dengan NUS atas klaim antisemitisme dan menggantinya dengan perwakilan siswa “alternatif”.


Seorang juru bicara NUS menolak mengomentari klaim Dallali telah diskors dari organisasi tersebut. “Kami tidak dapat berkomentar saat ini karena kami berada di tengah penyelidikan independen yang dipimpin QC atas tuduhan antisemitisme. Tetapi seperti yang telah kami katakan sebelumnya, kami siap untuk mengambil setiap dan semua tindakan yang direkomendasikan oleh penyelidikan Rebecca Tuck,” kata Jubir NUS.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi