Kevser menyebut, muslim bercadar disebut selalu merasa dikucilkan ketika berada di hotel lain. Ia dan keluarga pun memilih menginap di Adin Beach Hotel, agar ibunya yang mengenakan jilbab bisa menikmati liburan yang lebih nyaman.
Adapun pariwisata ramah Muslim saat ini sedang naik daun. Tekin mengatakan pasar ini akan meningkat pesat dalam waktu dekat karena peningkatan populasi Muslim global, seiring meningkatnya pendapatan dan pendidikan yang mereka terima. Di sisi lain, rasisme juga bisa menjadi faktor.
“Setelah 11 September, kami melihat Islamofobia telah bangkit dan menetap di banyak negara non-Muslim, terutama Amerika Serikat,” ucap Tekin.
Hotel-hotel dengan konsep ramah Muslim menarik banyak perhatian, karena umat Islam merasa lebih aman dan nyaman. Tujuannya hotel ini untuk memastikan wanita dan anak-anak menikmati liburan dengan memberikan lebih banyak kesempatan bermain.
Fakta lainnya, sejumlah besar hotel ini juga menawarkan banyak solusi ramah perempuan dan anak. Untuk alasan ini, Tekin melihat tidak hanya wisatawan konservatif religius yang tertarik, tetapi juga wisatawan yang lebih sekuler lebih memilih hotel-hotel ini.
Hilal pun menyetujui bahwa tidak semua pelanggannya konservatif. Beberapa wanita yang tidak mengenakan jilbab datang ke hotelnya karena mereka merasa lebih nyaman memakai bikini di pantai wanita.
Sumber:
Sumber: Republika