Rabu, 01/05/2024 - 19:16 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Pasar Hotel Ramah Muslim Turki Alami Peningkatan

ADVERTISEMENTS

Hotel ramah muslim di Turki meningkat.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

ANKARA — Penggunaan burkini di lokasi wisata air, seperti kolam maupun pantai, kerap masih menjadi permasalahan bagi beberapa pihak. Namun, keberadaan hotel halal atau ramah Muslim sepertinya bisa menjadi salah satu solusi, dengan pasar yang terus meningkat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Perwakilan dari Arin Beach Hotel, Hilal Uysal Namal, menyebut berenang dengan burkini di Turki tetap bukan hal yang mudah. Mereka bisa merasa tidak nyaman karena terlihat berbeda, namun harus karena alasan kesehatan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Beberapa dokter menyampaukan informasi, wanita bercadar perlu mendapatkan vitamin D karena tubuh mereka yang tidak pernah terpapar matahari.

ADVERTISEMENTS

Di tempatnya, pakaian renang burkini yang menutupi seluruh tubuh kecuali tangan, wajah dan kaki, disebut tidak lagi diperlukan. Pihaknya menyediakan tiga pantai, satu untuk wanita, satu untuk keluarga dan satu untuk pria. Pantai khusus untuk wanita ini benar-benar terpisah.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Hotel-hotel seperti Adin dikenal ramah Muslim dan sangat mapan di Malaysia, Indonesia, dan Turkiye. Seorang Profesor di Departemen Pariwisata Universitas Akdeniz, Omer Akgun Tekin, menyebut tipe hotel ini sudah menjadi “raksasa global” dalam menyediakan pariwisata tradisional.

“Sekitar 400 juta Muslim tinggal dalam radius penerbangan 5 jam di sekitar Turkiye. Untuk alasan ini, Turkiye sangat dekat dengan cagar wisata Muslim terpenting di dunia. Di daerah ini, semakin banyak bisnis di Turkiye yang mencoba menawarkan layanan kepada turis Muslim setiap hari,” ujar Tekin dikutip di MEMO, Selasa (6/9/2022).

Berita Lainnya:
Kementan Lepas Ekspor Produk Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Salah satu layanan halal yang diberikan hotel-hotel ini adalah makanan dan lingkungan bebas alkohol. Meski industri ini lebih dikenal sebagai bisnis hotel halal, Tekin mengatakan terminologi ini secara teknis cacat, karena hampir tidak mungkin segala sesuatu di dalamnya memenuhi standar yang diperlukan untuk menyebutnya halal.

Tekin menyebut hotel ramah Muslim pertama berasal dari tahun 1970-an. Mereka tumbuh di tahun 90-an dan kemudian berkembang pesat pada 2006, setelah Muslim yang lahir di Generasi Z mulai bepergian lebih mandiri dan menjelajahi dunia.

Bisnis halal juga disebut sangat menggiurkan. Contoh, sebuah vila di Adin Beach Hotel dapat membuat pelancong membayar hampir 1.000 dolar semalam. Hilal pun menegaskan, bisnis hotel halal ini sedang booming, yang mana vila-vila miliknya sudah penuh dipesan setiap malam dalam seminggu.

Saat ini permintaan hotel ramah Muslim juga melebihi pasokan, yang mendorong harga-harga sewa naik. Di sisi lain, hotel harus memberikan layanan yang lebih dari tempat konvensional, misalnya kolam terpisah untuk pria dan wanita dan staf yang harus merawat masing-masing kolam.

Meski muncul permintaan tinggi, pasar pariwisata ramah Muslim saat ini hanya menyumbang lima persen dari pasar pariwisata global.

Berita Lainnya:
Cara Menghitung Dzikir dengan Tangan

Tekin menyebut pelancong yang pergi berlibur ke hotel berkonsep ramah muslim pada umumnya adalah individu dalam kelompok pendapatan yang terdiri dari keluarga besar, minimal 5-6 orang dan yang menghabiskan banyak uang.

“Dalam hal ini, meskipun pasar perjalanan Muslim adalah pasar kecil dalam hal kuantitas, ini adalah pasar yang sangat berharga dalam hal kualitas,” lanjut dia.

Pantai pribadi yang terpisah adalah salah satu daya tarik utama hotel seperti Adin. Meski penggunaan burkini tidak secara resmi dilarang di Turkiye, namun seringkali hotel tidak mengizinkannya.

Hilal pun menyebut dirinya pernah menelepon tiga hotel terbaik di Turkiye dan menanyakan seputar aturan penggunaan burkinu. Hasilnya, semua mengatakan dilarang mengenakan pakaian renang jenis ini di kolam renang mereka.

Kondisi ini menyebabkan terbukanya pasar bagi Adin dan hotel serupa lainnya, untuk menerima wanita Muslim seperti Ummühan Ozçelik dan Kevser Yıldızhan, yang frustrasi dengan pembatasan ini. Ummühan mengatakan meski dia tidak pernah merasa didiskriminasi sebagai wanita bercadar di Turkiye, dia merasa lebih nyaman berlibur di hotel dengan konsep ramah Muslim.

“Larangan burkini di beberapa hotel di Turkiye tidak lain adalah diskriminasi dan tidak menghormati kami,” kata Ümmühan.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi