Turki Sebut Yunani Langgar Teritorial Lebih dari 1.100 Kali

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Yunani melanggar wilayah udara dan perairan teritorial Turki lebih dari 1.100 kali

ADVERTISEMENTS

ANKARA — Menanggapi provokasi Yunani terhadap jet Turki, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (6/9/2022) mengatakan pembicaraan Ankara dengan NATO tengah berlangsung, dan dia menekankan, “Sensitivitas kami berlanjut dan Yunani menyadari hal ini.”

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

“Mengenai masalah penguncian radar terhadap jet Turki, kepekaan kami tetap teguh dengan tekad. Yunani menyadari hal ini dan dengan demikian memilih untuk memperbaiki tindakannya,” kata Erdogan di ibu kota Ankara sebelum memulai kunjungan ke tiga negara di Balkan, Bosnia dan Herzegovina, Serbia, dan Kroasia.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Presiden Turki mengulangi peringatan negaranya itu kepada Athena, dengan mengatakan: “Kita bisa datang tiba-tiba suatu malam.”

ADVERTISEMENTS

Jet Turki terlibat dalam misi NATO di atas Laut Aegea dan Mediterania Timur pada 23 Agustus ketika diganggu oleh sistem pertahanan udara S-300 buatan Rusia yang ditempatkan di pulau Kreta, Yunani. Presiden mengatakan para pejabat Turki terus mengangkat masalah ini di ranah NATO.

ADVERTISEMENTS

Menurut sumber Kementerian Pertahanan Nasional Turki, Yunani melanggar wilayah udara dan perairan teritorial Turki lebih dari 1.100 kali selama delapan bulan pertama tahun ini.

ADVERTISEMENTS

Krisis energi

ADVETISEMENTS

Mengenai krisis energi di kawasan Eropa, Erdogan mengatakan Eropa akan menghadapi “masalah serius” musim dingin ini, tetapi Turki tidak memiliki masalah seperti itu.

Harga gas melonjak setelah perusahaan energi Rusia Gazprom mengumumkan bahwa pengiriman gas alam dari pipa Nord Stream 1 ke Eropa dihentikan tanpa batas waktu.

Gazprom menutup pipa antara 31 Agustus – 2 September untuk keperluan perbaikan, dan pasokan dijadwalkan dilanjutkan setelah 2 September, tetapi perusahaan Rusia itu mengumumkan bahwa jalur pipa akan tetap ditutup.

“Eropa menuai apa yang ditaburnya,” tutur dia, menambahkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menanggapi sanksi Eropa dengan cara yang sama.

 


sumber :

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version