Sabtu, 27/04/2024 - 05:54 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Gemes Kasus Sambo Penuh Rekayasa, Eks Danjen Kopassus: Kalau Saya Presiden Gua Tabok Kepala Kapolri

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH – Dugaan adanya rekayasa dan berbelit-belitnya kasus pembunuhan berencana Brigadir J dengan dalang Ferdy Sambo memantik kemarahan publik.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Mantan Komandan Jenderal Kopassus Mayjend Soenarko pun ikut gemes menyuarakan kekecewaan proses hukum yang tak berpihak pada keadilan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Soenarko mengatakan bahwa kondisi Polri sangat memprihatinkan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Amburadul dan sangat tidak terkendali,” kata Soenarko.

ADVERTISEMENTS

Soenarko menegaskan bahwa dirinya adalah bekas tentara.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Jabatan terakhir saya inspektur jenderal TNI AD,” ujarnya.

Pekerjaan menyelidiki dan menyidik pernah dilakukannya.

“Dan saya tahu garis komando, baik di TNI atau Polri,” tegasnya.

Soal kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J yang didalangi Ferdy Sambo, menurut Soenarko, kuncinya ada di Kapolri.

“Bisa, berani tidak? Pemegang otoritas tertinggi di Polri itu Kapolri. Tidak ada pihak lain yang bisa mengendalikan Kapolri, kecuali Presiden,” ujarnya.

Kalau ada DPR, LSM dan lainnya ngomong, Soenarko mengingatkan bahwa itu sifatnya hanya saran. Bisa diterima atau tidak tergantung Kapolri.

“Kapolri bertanggung jawab, bisa dikatakan ikut bersalah. Masa’ ada Satgassus apa yang dikerjakan Kapolri tidak tahu? Tidak percaya saya!” tegas Soenarko.

Soenarko juga menyinggung sepak terjang Ferdy Sambo yang bisa menerobos masuk ke daerah-daerah Polda-Polda tertentu. Dan Kapoldanya diam saja atau tidak berani.

Berita Lainnya:
Pemkot Tangsel Rapikan Kabel Semrawut di Lima Ruas Jalan

“Padahal Kapolda tinggal lapor saja ke Kapolri, ini Si Ferdy Sambo masuk-masuk ke sini ngatur-ngatur saya. Ini diam saja, diduga Kapoldanya ikut,” kata Soenarko.

Karena punya otoritas yang besar sekali, Soenarko meminta Kapolri untuk membersihkan tubuh Polri.

“Dia nggak boleh takut sama Wakapolri, Kabaintelkam, Irwasum. Dia paling tinggi kok. Dia dapat otoritas dari Presiden. Beresin, terbuka, jujur. Kenapa nggak diberesin?” tanyanya.

Soenarko juga mengingatkan Presiden. Dalam kasus ini, lanjut Soenarko, presiden terhitung sudah empat kali meminta untuk menuntaskan kasus pembunuhan berencana Ferdy Sambo itu secara terang benderang.

“Diingatkan sekali, dua kali, keplak kepalanya Kapolri. Ini struktur organisasi. Kalau gua yang jadi presiden, gua tabok kepala Kapolri. Kenapa nggak dikerjakan?” ujarnya heran.

Soenarko mengimbau ke Kapolri, kalau nggak berani, ya minta ganti.

“Termasuk Pak Presiden. Bukan ganti Presiden. Kalau tidak mampu Kapolri, contoh Brazil.  Bubarkan itu polisinya. Karena saya yakin masih banyak anggota Polri yang baik,” paparnya dikutip HARIANACEH.co.id dari unggahan video Realitatv di media sosial TikTok pada Sabtu (10/9/2022).

Soenarko juga mengingatkan semboyan Polri sebagai pelindung, pengayoman dan pelayan masyarakat.

“Jangan retorika doang. Ada yang bilang presisi, tepat, cepat akurat. Cuma semboyan doang,” ujarnya.

Berita Lainnya:
Said Abdullah Ungkap Pertemuan Megawati-Prabowo Setelah Proses MK Selesai

Soenarko menyinggung soal rekayasa kasus. Dia melihat mulai tingkat Kapolsek sudah berani merekayasa kasus.

“Saya katakan pada teman-teman, kerusakan moral ini bukan pada oknum. Tapi sudah menjarah ke institusi hingga ke atas,” ucapnya.

Karena itu, Soenarko  mengingatkan Kapolri untuk berani.

“Kalau nggak berani lapor ke presiden, ganti! Banyak di bawah masih yang baik.”

Soenarko mengatakan kalau Kapolri tidak mungkin tidak mengetahui sepak terjang Ferdy Sambo.

“Kalau Sambo ini dibuka, gonjang-ganjing tidak hanya tingkat Polri saja, tapi nasional. Saya dan publik tahu,” tukasnya.

Barang busuk yang dimulai dari kepala, Soenarko menambahkan, harus dibabat kepalanya. “Itu omongan dia (Kapolri) , bukan omongan saya,” ucapnya.

“Terus Si Sambo mengatakan, rekamannya masih ada, setiap   ada anggota Polri berbuat pelanggaran, dua tingkat ke atas  bertanggungjawab. Dua tingkat di atas Sambo itu siapa?” tanya Soenarko.

Lebih serem lagi, lanjut Soenarko, Kapolda Metro mengatakan, potong kepala.

“Kalau perlu saya blender. Jangan retorika doang deh,” katanya.

Karena itu, Soenarko meminta kepada publik untuk berani ngomong sesuai fakta.

“Kalau yang ngomong kita-kita aja, tutup telinganya. Tapi kalau yang bicara banyak, pusing dia (Kapolri),” tandasnya.

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi