Senin, 06/05/2024 - 12:37 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Gus Baha Sebut Setan Bisu: Orang Saleh yang Diam Cari Selamat sehingga Tidak Bicara Kebenaran

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH – Gus Baha mengingatkan lisan diciptakan untuk menyampaikan kebenaran. Jika orang-orang saleh diam, maka dia bisa jadi setan yang bisu.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menjelaskan bagaimana lisan seseorang berpotensi memicu persoalan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Pemilik nama lengkap KH Bahauddin Nur Salim itu menjelaskan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah jauh hari memberikan rambu-rambu tentang bagaimana seseorang mengatur dan menggunakan lisannya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Salah satunya dalam sebuah sabdanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Amal yang paling disukai Allah adalah menjaga lisan.”

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Gus Baha, sapaannya, melanjutkan bahwa dalam hadis tersebut, alih-alih menggunakan kata “diam”, Nabi menggunakan redaksi “menjaga lisan”.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
PAN Ungkap Alasan Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Sebut soal Prestasi

Ia melihat bahwa sabda tersebut lebih menekankan kepada bagaimana seseorang mampu memanfaatkan dan menggunakan lisannya dengan bijak.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Jadi, nabi tidak mengatakan diam, sebenarnya,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Lembaga Pendidikan Pengembang Ilmu Al-Qur’an (LP3IA) Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah tersebut.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Pemaknaan tersebut, menurut Gus Baha, dilihatnya sebagai dorongan kepada umat Nabi untuk berani menyampaikan kebenaran sekaligus melakukan resistensi terhadap kezaliman yang terjadi di muka bumi.

“Sementara (jika) yang saleh-saleh dengan alasan ‘diam itu selamat’ lalu mereka diam, itu malah kita berdosa. Yakin berdosa. Tidak akan kamu jadi wali. Kamu akan jadi setan yang bisu, karena akhirnya tidak bicara kebenaran,” jabar Gus Baha.

Berita Lainnya:
Zita Anjani Pamer Starbucks di Makkah, Ini Respons Badan Kehormatan DPRD DKI Jakarta

Lebih lanjut, Gus Baha mengatakan penggunaan lisan dengan bijak, justru akan mengisi ruang kehidupan dengan perkara yang benar. Mencontohkan kepada sesama untuk selalu berjalan di koridor kehidupan yang diridhoi Allah.

“Kayak apa bahayanya kalau orang batil mempromosikan kebatilannya, sedangkan yang haq (benar) diam saja,” kata santri kinasih almaghfurlah KH Maimoen Zubair itu.

“Dan Allah sudah mempertontonkan kita lewat hukum fisika. Misalnya, gelas kamu isi batu lalu diisi air. Ruang jatahnya batu tentu tidak akan terisi air karena sudah ditempati oleh batu. Sama halnya kalau kebaikan sudah mengisi satu ruang, maka ini tidak bisa digusur oleh kebatilan,” pungkasnya.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi