Jumat, 17/05/2024 - 13:54 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Orang dengan Penyakit Gusi Lebih Berisiko Kena Serangan Jantung

Sebagian besar periodontitis dapat dicegah.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

JAKARTA — Ada beberapa cara untuk membantu menurunkan risiko penyakit jantung, seperti pola makan sehat, olahraga minimal 150 menit sepekan, tidak merokok, dan memiliki kebersihan mulut yang baik. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Periodontology dan dilakukan oleh Forsyth Institute dan ilmuwan Universitas Harvard, orang dengan periodontitis berisiko lebih tinggi terkena strok, serangan jantung, dan penyakit kardiovaskular lainnya.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Mayo Clinic menjelaskan, periodontitis atau juga disebut penyakit gusi adalah infeksi gusi serius yang merusak jaringan lunak dan dapat menghancurkan tulang yang menopang gigi. Periodontitis dapat menyebabkan gigi kendur atau menyebabkan kehilangan gigi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS


Sebagian besar periodontitis dapat dicegah. Ini biasanya akibat dari kebersihan mulut yang buruk. Menyikat setidaknya dua kali sehari, flossing setiap hari, dan melakukan pemeriksaan gigi secara teratur dapat sangat meningkatkan peluang untuk pengobatan periodontitis, serta mengurangi kesempatan untuk mengembangkannya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah


Ahli jantung intervensi dari Pusat Medis Palm Beach Gardens (bagian dari Jaringan Kesehatan Palm Beach), Rahul Aggarwal, mengatakan para peneliti telah meneliti periodontitis setidaknya selama 20 tahun. “Kami melihat korelasi antara penyakit gusi dan serangan jantung. Penyakit yang merusak pembuluh darah seperti periodontitis juga dapat merusak jantung,” kata dia dilansir Eat This, Not That, Kamis (29/9/2022).

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Biarkan Anak Ekspresikan Isu Lingkungan Melalui Karya Seni, Ini Manfaatnya


Jika seseorang tidak mendapatkan aliran darah yang baik ke gusi, mereka lebih mungkin menderita penyakit gusi. Secara sistemik orang itu mungkin memiliki masalah. Ini adalah cerminan dari kesehatan individu secara keseluruhan. Peradangan juga berperan, dan tampaknya meningkatkan timbulnya penyakit jantung. Studi ini menemukan bahwa periodontitis dapat menjadi faktor risiko non-tradisional yang dapat dimodifikasi untuk penyakit kardiovaskular.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Aggarwal mengatakan, studi itu akurat dan masuk akal dengan pesan intinya bahwa Anda harus menjaga diri sendiri. Orang dengan penyakit periodontitis kemungkinan juga tidak merawat diri mereka sendiri. Mereka perlu melakukan sesuatu untuk mengurangi peradangan dan membantu aliran darah yang akan meningkatkan kesehatan mulut dan keseluruhan, seperti berhenti merokok dan makan bersih tanpa makanan olahan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
Ribuan 'Tumor Gelembung' yang Selimuti Wajah dan Tubuh Wanita Trinidad Berhasil Dibuang


Dia menjelaskan, kesehatan jantung sangat penting untuk performa tubuh secara keseluruhan. Mencoba menanamkan kebiasaan yang baik akan membantu mengurangi kejadian kardiovaskular seperti serangan jantung atau strok.

ADVERTISEMENTS


Penyakit jantung sebagian besar disebabkan oleh diri sendiri, meskipun ada faktor genetik tetapi banyak penyebab yang dapat dicegah. Sebagian besar disebabkan oleh gaya hidup dan kurangnya aktivitas. Orang memiliki banyak kontrol dan dapat mengurangi risikonya dengan kebiasaan yang lebih baik dan sehat. Kunci kesehatan jantung adalah proaktif untuk kesehatan tubuh.

ADVERTISEMENTS


Menurut Aggarwal, sangat penting untuk tidak mengabaikan tanda-tanda penyakit jantung karena seseorang dapat mengalami serangan jantung diam-diam yang dapat menyebabkan serangan jantung yang jauh lebih besar dan dahsyat kapan saja. “Kami melihat ini selama fase awal Covid-19, orang yang mengalami nyeri dada dalam beberapa bulan pertama, tidak pergi ke rumah sakit karena mereka takut,” ujarnya.


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi